BURUK MUKA CERMIN DIBELAH

BURUK muka cermin dibelah.

Ada beberapa peribahasa yang maknanya kurang lebih sama.

Yakni, Busuk tak tahu akan baunya; Tak pandai menari dikatakan lantai terjungkit; Udang tak tahu dibungkuknya.

Kembali ke peribahasa yang menjadi tajuk tulisan kami kali ini.

Setidaknya ada sejumlah makna dari peribahasa tersebut.

Yakni, seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya.

Kemudian, tidak mau mengakui kesalahan atau kelemahan sendiri.

Lalu, menyalahkan orang atau hal lain meskipun sebenarnya dia sendiri yang salah, bodoh, dan sebagainya.

Selanjutnya, karena aibnya (kesalahannya), orang lain dipersalahkan.

Dan, karena kesalahan (kebodohan) sendiri, orang lain dipersalahkan.

Orang yang suka menyalahkan orang lain, adalah orang yang inferior. Bukan superior.

Apa itu inferior?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bermutu rendah.

Menurut Donald Francis Shula atau lebih dikenal sebagai Don Shula, ada perbedaan mendasar antara orang superior dan inferior.

Meskipun mantan pelatih dan pemain sepak bola profesional Amerika (mantan pelatih Miami Dolphins) bukan orang Indonesia, bukan dari etnis Melayu, tapi nampaknya ianya “sejalan” dengan prinsip budaya Melayu; bertanggungjawab.

“Orang yang inferior adalah orang yang busuk tak tahu akan baunya. Laksana udang tak tahu dengan bungkuknya. Sedangkan  orang yang superior adalah orang yang tangan menetak bahu memikul. Orang yang tak suka lempar batu sembunyi tangan”, kira-kira begitulah kata Don Shula, bila ditulis dengan menggunakan sekumpulan peribahasa.

Adapun quote Don Shula yang sebenarnya tentu ditulis dalam bahasa Inggris, “The superior man blames himself. The inferior man blames others.”

Maksudnya, orang yang superior menyalahkan dirinya. Orang yang inferior menyalahkan orang lain.

Islam, sebagai agama yang kami yakini, sangat melarang umatnya menjadi orang yang tak pandai menari tapi piawai mengatakan lantai yang terjungkit.

Perintah tersebut diantaranya ditegaslan Allah SWT., dalam surah Al Hujurat ayat 12.

Arti surah tersebut, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.”

“Jangan selalu ingin menyalahkan orang lain, karena dengannya kita buta kesalahan diri sendiri”, kata Felix Siauw, seorang ustaz etnis Tionghoa kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, kelahiran 1984.

Sementara Dahlan Iskan, mantan Dirut PLN yang juga pernah menjadi Menteri BUMN, mengatakan, “Orang yang melakukan kesalahan dan tidak berusaha memperbaikinya, sebenarnya dia sedang melakukan kesalahan berikutnya.”

Kami adalah salah seorang pengagum Dahlan Iskan. Hampir setiap tulisannya di pojoksatu.id kami lahap membacanya.

Salah satu tajuk tulisannya yang pernah kami baca; “Dahlan Iskan: Banyak Dalih, Susah Maju”.

Selain tulisannya di berbagai media massa, kami juga sudah menonton film tentang dirinya: “Sepatu Dahlan”.

Salah satu mimpi kami dengan Dahlan Iskan adalah bertemu, berfoto bersama berdua, dan juga berguru menulis dengannya.

Walau sampai saat ini azam kami itu belum dikabulkan-Nya, namun kami tetap bersyukur pada Sang Khaliq.

Pasalnya, belum lama ini Yang Di Atas mempertemukan kami dengan orang seperti yang dituliskan Dahlan Iskan tersebut.

Pertemuan yang bakal kami jadikan guru privat, agar kami bisa menjadi seekor udang yang tahu dengan bungkuknya.

Pertemuan yang akan kami jadikan hidung mancung, supaya kami pun bisa menjadi busuk yang tahu dengan baunya.

Dan pastinya, pertemuan itu juga yang menjadi inspirasi tulisan kami kali ini. #####

Bengkalis, 8 Oktober 2019


Tim Redaksi

Opini Lainnya

Tulis Komentar