BENGKALIS -- Sesuai informasi yang diterima Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Bengkalis, Senin, 17 September 2018 mendatang, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Bengkalis akan menggelar wisuda.
Kegiatan wisuda yang akan ditaja pukul 09.00 WIB-10.00 WIB tersebut akan digelar di masjid Al-Ihsan yang berada di komplek Lapas yang beralamat di jalan Pertanian, Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis tersebut.
Meskipun belum diketahui secara pasti jumlahnya, namun sesuai duplikasi undangan yang ditandatangani langsung Kepala Lapas Kelas II A Bengkalis yang diperoleh Diskominfotik, mereka yang bakal diwisuda tersebut adalah santri warga binaan pemasyarakatan Lapas tersebut.
Kemungkinan besar dan dapat dipastikan, santri warga binaan pemasyarakatan yang akan diwisuda tersebut adalah mereka yang nyantri di Pondok Pesanteran (Ponpes) Al-Hidayah.
Ponpes Al-Hidayah adalah Ponpes yang ada di Lapas Kelas II A Bengkalis. Menurut Kepala Lapas Kelas II A Bengkalis, Agus Pritiatno, keberadaan Ponpes Al-Hidayah itu merupakan salah satu terobosan baru yang dilakukan untuk pembinaan kerohanian warga binaannya.
Namun demikian, mantan Kepala Lapas Kelas II B Lumajang, Jawa Timur itu mengatakan, ide atau inisiatif pendirian Ponpes Al-Hidayah berasal dari warga binaan sendiri. Pihaknya merumuskan dan menfalitasinya.
"Awalnya kita sempat berbincang bincang dengan warga binaan usai solat Dzuhur beberapa waktu lalu. Warga binaan saat itu menyampaikan ke kita mereka merasakan perlu adanya bimbingan mental ke rohanian. Ada pengajian keagamaan di masjid Lapas," ungkap Agus, sebagaimana dikutip dari pekanbaru.tribunnews.com.
Mendengar keinginan warga binaan itu, Agus mengatakan, jika mereka memang serius, pihaknya akan mengupayakan pendirian pesantren. Karena dengan pesantren tentu kajian kajian agama lebih mendalam bisa diperoleh.
"Waktu itu saya sampaikan kepada mereka kalau memang ingin serius bertobat akan kita buatkan pesantren," kata Agus.
Ponpes Al-Hidayah Lapas Kelas II A Bengkalis diresmikan, Senin, 19 Februari 2018 dengan fasilitas ruangan khusus dengan kamar tidur khusus santri yang dapat menampung 60 orang santri.
Saat diresmikan, Agus mengatakan, Ponpes Al-hidaya sudah memiliki santri sebanyak 60 orang.
Sebagai santri, mereka diberikan pelajaran keagamaan, mulai dari kegiatan mengaji, muhadorah, tausiah dan kegiatan kegiatan lainnya.
Selain itu santri tersebut juga di berikan kebebasan melaksanakan ibadah 5 waktu di masjid Lapas.
Selain dibimbing langsung pegawai Lapas Kelas II A Bengkalis, pihaknya juga melibatkan pihak Kementerian Agama Bengkalis, MUI Bengkalis, serta para ustadz Bengkalis yang sukarela memberikan materi agama di Ponpes Al-Hidayah.
Lama warga binaan yang menjadi santri di Ponpes Al-Hidayah, mondok selama 3 bulan. Setelah itu mereka akan dikembalikan lagi seperti warga binaan pemasyarakatan Lapas Kelas II Bengkalis lainnya.
Agus mengatakan, warga binaan tidak dengan mudah dapat menjadi santri Ponpes Al-Hidayah. Tapi melalui seleksi. Diantaranya harus bebas narkoba melalui tes urine.
"Ini tidak hanya berlaku saat mendaftar, namun sekali sebulan para mereka akan selalu dicek menggunakan narkoba atau tidak," kata Agus, kala itu.
Sekedar informasi, sejak Rabu, 29 Agustus 2018 lalu, Agus dilantik Kanwil Kemenkumham RIau, M Diah, sebagai Kepala Lapas Kelas II A Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.
Agus digantikan Maizar yang sebelumnya menjabat Kabid Pembinaan Bimbingan Pemasyarakatan Pengentasan Anak Informasi dan Komunikasi di Kanwil Kemenkumham Riau. #DISKOMINFOTIK
sumber: pekanbaru.tribunnews.com.