Seiring terbenamnya, sang surya pada Rabu (20/9/2017) di ubuk barat, menandakan pergantian tahun baru dari tahun 1438 ke 1439 Hijriyah.
Berbeda pergantian tahun baru bagi umat Islam ini tidak seheboh dengan pergantian tahun baru Masehi. Meskipun demikian, di sejumlah tempat ibadah (masjid/musola) dari ceruk kampung hingga kota, menggelar berbagai kegiatan bernuansa religius, seperti doa bersama, membaca Al Quran 30 Juz selama siang dan malam. Ada juga, pengurus tempat ibadah menggelar perlombaan bernuansa keagamaan bagi anak-anak.
Semua itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur, pendalaman agama serta untuk memaknai pergantian tahun baru. Tak kalah pentingnya, pergantian tahun baru harus menjadi sebuah pelajar atau iktibar bari umat Islam. Kemduian sebagai ajang intropeksi diri (muhasabah), sejauhmana perjalanan hidup ini.
Tanpa kita sadari, waktu berjalan dengan cepat, hari, pekan, bulan dan tahun berlalu silih berganti seiring pergantian siang dan malam. Selama satu tahun ini, berbagai hiruk pikuk mewarnai perjalanan hidup, mulai skala internasional, nasional dan daerah, serta keluarga kita.
Jika dilihat dari aspek usia seseorang, berarti pergantian tahun maka jatah hidup kita semakin berkurang. Pertanyaannya, apakah seiring perjalan waktu itu, kita sudah menjadi sosok yang baik, di mata orang dan dari pandangan Allah SWT. Karena tanpa disadari, manusia sering lalai dan terbuai dengan hiruk pikuk dunia. Keterlenaan itu, kadang membuat kita jauh dengan sang Pencipta. Padahal jika mau jujur, jatah hidup kita terus berkurang.
Pergantian Tahun Baru 1439 Hijriyah ini, hendaknya mampu memantapkan kita untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Sesuai sebuah ungkapan, “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Tentu kita tidak mau dicap sebagai orang yang merugi bahkan terlaknat. Untuk itu, momentum pergantian tahun Hijriyah ini, harus kita jadikan sebagai lokomotif untuk lebih baik di masa akan datang.
Jika selama ini sering “mencuri waktu” alias terlambat masuk kantor dan mengulur-ulur waktu untuk beribadah. Mulai sekarang, mari kita berubah. Begitu juga, jika selama ini, kita belum bisa shalat berjamaah di masjid dan bangun di seperempat malam terakhir. Maka mulai tahun 1439 Hijriyah ini, mari kita kuatkan semangat untuk shalat berjamaah di masjid dan mendirikan qiamul lail.
Jangan sia-siakan umur kita berlalu begitu saja. Sebagai sebagaimana Hadits Rasullah, diriwayatkan Ahmad, “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah yang diberi umur panjang dan buruk amalannya.”
Mari kita tancapkan azam dan tekad yang kuat dalam sanubari ini, untuk menjadi sosok yang lebih baik, demi memajukan keluarga, daerah dan bangsa yang kita cinta ini. Selamat Tahun Baru 1439 Hijriyah. Good Luck.