BENGKALIS, DISKOMINFOTIK – Orang yang mampu belajar dari kegagalan adalah seorang pemenang. Kalimat itu benar adanya dan setidaknya telah dibuktikan kebenarannya oleh seorang Sumaro Wahyu Widada, abdi yasa atau awak kendaraan teladan I Kabupaten Bengkalis 2017.
Betapa tidak, pada seleksi abdi yasa di tingkat Provinsi Riau 2017, pengemudi teladan berusia 51 tahun asal Duri, Kecamatan Mandau ini, hanya berhasil menjadi runner up.
Meskipun tetap memperoleh dan berhak atas satu tiket dari Riau untuk ikut seleksi di tingkat nasional, di tingkat provinsi, suami Hj Mulyati (45) kalah dari Hasnul Budi, abdi yasa 2017 dari Kota Pekanbaru.
Itu hasil di tingkat Provinsi Riau. Di tingkat nasional ceritanya lain lagi. Pasalnya, pada penutupan kegiatan pemilihan abdi yasa tingkat nasional yang ditaja di ruang Mangala Lantai 7 kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (14/9/2017) siang tadi, Wahyu begitu dia akrab disapa, bukan hanya berhasil “menenggelamkan” Hasnul Budi, tetapi juga 53 peserta lainnya.
Lebih dari itu, pada ajang yang diikuti 56 peserta dari 26 provinsi se-Indonesia yang ditaja sejak Senin (11/9/2017) lalu, dia berhasil “melibas” awak kendaraan teladan dari Provinsi DKI Jakarta. Wahyu hanya kalah dari abdi yasa dari Provinsi Jawa Timur.
“Alhamdulillah, sebagai duta Provinsi Riau dan meskipun hanya terbaik II di tingkat Provinsi Riau, abdi yasa teladan I Bengkalis 2017, Pak Wahyu Widada, berhasil sebagai runner up di tingkat nasional,” jelas Kabid Angkutan dan Pemadu Moda Dishub Bengkalis Fakhrizal, tadi siang, melalui telepon selulernya pada pukul 11.25 WIB.
Beberapa menit kemudian, Muslim, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pemilihan abdi yasa teladan Kabupaten Bengkalis 2017 memberikan kabar gembira serupa.
“Alhamdulillah. Dari 56 peserta dari 26 provinsi se-Indonesia, Pak Wahyu menjadi abdi yasa terbaik II tingkat nasional tahun 2017. Beliau hanya kalah dari peserta asal Jawa Timur,” jelas Muslim seraya mengaku sebelum pengumuman pemenang sempat mendampingi Sumaro Wahyu Widada di Jakarta.
Ketika diminta komentarnya atas keberhasilan tersebut, selain mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa semua pihak, dia berharap keberhasilan yang diraihnya itu dapat menjadi motivasi bagi para awak kendaraan lainnya Bengkalis dan juga Riau untuk menjadi abdi yasa.
Wahyu mengatakan, tak ada target yang khusus di tingkat nasional. Apalagi di tingkat Provinsi Riau hanya terbaik kedua.
Katanya lagi, tekadnya hanya satu, memberikan yang terbaik untuk Bengkalis dan Riau dalam seleksi di tingkat nasional tersebut.
“Alhamdulillah, berkat doa dan dorongan berbagai pihak saya bisa meraih terbaik II. Untuk itu semua, khususnya pada keluarga yang selalu memberikan motivasi, hanya ucapan terima kasih yang dapat diberikan, " jelas ayah Firmanyah Prawira (18) dan Aldy Darmansyah Prawira (15) ini, melalui sambungan telepon.
Sementara ketika ditanya tentang “kegagalannya” di Riau dan suksesnya di tingkat nasional, Wahyu enggan berkomentar banyak. Dia hanya memberikan kalimat motivasi.
“Kegagalan di suatu tempat, bukan berarti kita tidak bisa sukses di tempat lain. Gagal itu adalah salah satu hal penting agar kita mengerti apa itu sukses," pesanya, bijak.
Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang juga sudah memperoleh informasi keberhasilan Wahyu di tingkat nasional sebagai abdi yasa terbaik II, mengucapkan tahniah dan sukses atas keberhasilan tersebut.
“Baik atas nama pribadi, keluarga dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, kami mengucapkan selamat. Semoga keberhasilan tersebut dapat menjadi motivasi untuk senantiasa menjadi yang terbaik. Bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga para abdi yasa lainnya di daerah ini. Bisa ditularkan pada yang lain,” harap Bupati Amril, Kamis malam.#