Pulau Rupat, yang terletak di Kabupaten Bengkalis, Riau, kini mulai menunjukkan geliat perkembangan pariwisata yang signifikan. Selama beberapa tahun terakhir, kawasan ini menjadi sorotan berkat keindahan pantai berpasir putih yang membentang luas, potensi wisata bahari, serta budaya lokal masyarakat Melayu yang masih terjaga. Pemerintah daerah bersama berbagai pihak mulai menaruh perhatian lebih terhadap pengelolaan dan promosi destinasi wisata di pulau ini.
Seiring dengan meningkatnya aksesibilitas transportasi, seperti ketersediaan penyeberangan reguler dari Dumai menuju Rupat, jumlah kunjungan wisatawan terus bertambah, terutama saat musim liburan dan perayaan festival budaya. Berbagai event pariwisata, seperti Festival Pantai Rupat dan atraksi budaya Melayu, menjadi daya tarik yang memperkuat citra Rupat sebagai destinasi wisata unggulan di perbatasan negeri.
Selain potensi alam, pengembangan infrastruktur juga turut mendorong perkembangan sektor pariwisata. Pembangunan fasilitas umum, penyediaan akomodasi, serta dukungan dari kelompok sadar wisata (Pokdarwis) membuat pengelolaan destinasi lebih profesional. Masyarakat lokal pun mulai merasakan dampak ekonomi dari geliat pariwisata ini melalui usaha kuliner, homestay, hingga penyedia jasa transportasi.
Pulau Rupat, yang dulunya hanya dikenal oleh segelintir pelancong dan penduduk lokal, kini mulai bersinar terang di peta pariwisata nasional. Transformasi ini bukan terjadi dalam semalam, melainkan buah dari kerja keras dan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pariwisata di pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini kini memasuki babak baru, ditandai dengan peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan, perbaikan infrastruktur, dan diversifikasi daya tarik wisata.
Dengan potensi alam yang luar biasa, dukungan pemerintah, serta semangat masyarakat, Pulau Rupat diproyeksikan akan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di kawasan perbatasan Indonesia. Masa depan pariwisata Rupat sangat bergantung pada sinergi semua pihak dalam menjaga kelestarian alam sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
Infrastruktur Mulus, Pintu Gerbang Terbuka Lebar
Salah satu kendala terbesar yang menghambat kemajuan Rupat di masa lalu adalah aksesibilitas. Jalan yang rusak dan fasilitas terbatas membuat wisatawan enggan datang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perubahan besar telah terjadi. Proyek pembangunan dan perbaikan jalan yang masif, terutama jalan poros yang membentang dari Pangkalan Nyirih hingga ke utara pulau, kini hampir selesai. Jalan-jalan yang mulus ini tidak hanya mempersingkat waktu tempuh, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pelancong.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis terus menunjukkan komitmen kuat dalam membangun Pulau Rupat sebagai salah satu destinasi unggulan di Provinsi Riau. Meski menghadapi tantangan geografis sebagai wilayah kepulauan, berbagai upaya nyata telah dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur, baik di bidang transportasi, energi, maupun telekomunikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, akses jalan utama yang menghubungkan Rupat Selatan hingga Rupat Utara telah mengalami peningkatan signifikan. Ruas jalan yang dahulu sulit dilalui kini semakin baik dan mempermudah mobilitas masyarakat serta wisatawan. Peningkatan kualitas jalan ini menjadi langkah penting dalam mendukung konektivitas antardesa sekaligus memperlancar distribusi hasil pertanian, perikanan, dan kegiatan ekonomi lokal.
Di sektor energi, pemerintah daerah bersama pemerintah pusat terus berupaya memperluas jangkauan listrik hingga ke pelosok desa. Akses listrik yang semakin merata ini telah membantu masyarakat dalam meningkatkan produktivitas, termasuk mendorong berkembangnya usaha kecil dan menengah.
Tak kalah penting, upaya penguatan jaringan telekomunikasi juga terus dilakukan. Meski masih ada beberapa wilayah yang perlu ditingkatkan, kehadiran sinyal seluler di sebagian besar kawasan Pulau Rupat adalah bukti bahwa pemerintah daerah berkomitmen menghadirkan layanan informasi dan komunikasi bagi masyarakat. Hal ini tentu menjadi modal besar dalam mendukung promosi wisata berbasis digital.
Selain itu, dukungan infrastruktur transportasi laut melalui kapal roro dan speedboat juga semakin diperkuat dengan peningkatan fasilitas dermaga. Akses ini tidak hanya mempermudah pergerakan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi pintu masuk wisatawan yang ingin menikmati pesona alam Pulau Rupat.
Semua langkah tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam. Pembangunan infrastruktur di Pulau Rupat terus bergerak maju, seiring dengan visi menjadikan pulau ini sebagai wajah pariwisata perbatasan Indonesia. Dengan kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah daerah, pusat, dan masyarakat, Pulau Rupat diyakini mampu menjadi destinasi unggulan yang berdaya saing dan memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Pascapandemi : Pariwisata Bengkalis Jadi Magnet Baru
Awal kebangkitan pariwisata Pulau Rupat mulai terasa setelah masa pandemi. Pemerintah Kabupaten Bengkalis bersama masyarakat lokal kembali menggeliatkan promosi wisata bahari, khususnya Pantai Rupat Utara yang terkenal dengan garis pantainya yang panjang dan berpasir putih. Berbagai kegiatan festival mulai diadakan kembali meski masih dalam skala terbatas. Jumlah kunjungan wisatawan perlahan meningkat, didukung dengan mulai terbukanya akses transportasi laut reguler dari Dumai ke Pulau Rupat. Masyarakat setempat juga mulai menggerakkan usaha kecil menengah di bidang kuliner dan homestay.
Pasca melewati masa sulit pandemi Covid-19, geliat sektor pariwisata di Kabupaten Bengkalis mulai menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari data jumlah kunjungan wisatawan baik wisamatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) yang terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Bengkalis tercatat sebanyak 191.949 jiwa, sebagai tanda awal kebangkitan kembali aktivitas pariwisata. Di Pulau Rupat sendiri pada tahun 2022 ini, jumlah kunjungan wisatawan sejumlah 39.617 jiwa. Dari sisi jumlah akomodasi yang terjual atau jumlah kamar hotel/penginapan yang terjual pada tahun ini adalah 14.465 kamar.
Setahun kemudian, pada tahun 2023, angka kunjungan wisatawan Kabupaten Bengkalis meningkat tajam menjadi 230.933 jiwa. Di Pulau Rupat pada tahun ini jumlah kunjungan yang mengunjungi destinasi-destinasi yang ada di Pulau Rupat sebanyak 41.858 Jiwa. Sementara untuk jumlah kamar yang terjual pada tahun ini sebanyak 15.065 kamar. Peningkatan ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat untuk kembali melakukan perjalanan wisata sekaligus sebagai hasil dari upaya promosi dan pengembangan destinasi yang terus dilakukan pemerintah daerah bersama pelaku pariwisata.
Memasuki tahun 2024, tren tersebut semakin menguat. Data mencatat jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Bengkalis mencapai 327.859 jiwa, hampir dua kali lipat dari tahun 2022. Di Pulau rupat pada tahun 2024 Jumlah Wisatawan sebanyak 42.830 jiwa. Pertumbuhan ini mencerminkan bahwa pariwisata di Bengkalis tidak hanya pulih, tetapi juga bergerak menuju fase kejayaan dengan daya tarik yang semakin diminati oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Lalu jumlah kamar yang terjual pada tahun 2024 ini naik dari tahun sebelumya yaitu 16.955 kamar.
Menikmati Liburan Nyaman di Pulau Rupat: Akomodasi Terus Berkembang
Pulau Rupat kini semakin siap menyambut wisatawan. Tidak hanya dengan pesona pantai berpasir putih yang memanjang sejauh mata memandang, tetapi juga dengan fasilitas akomodasi yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Terbukti dari Jumlah Akomodasi yang sampai saat ini juga terus bertambah. Sampai tahun 2024 data yang dihimpun dari Bidang Pariwisata Disparbudpora Bengkalis menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun pasca Covid 19 yaitu berjumlah sebanyak 27 (dua puluh tujuh) akomodasi/penginapan yang tersebar di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Rupat dan Kecamatan Rupat Utara.
Pilihan akomodasi pun beragam. Mulai dari homestay ramah keluarga, penginapan sederhana yang dekat dengan pantai, hingga hotel dengan fasilitas lengkap untuk Anda yang ingin liburan lebih praktis. Uniknya, sebagian besar akomodasi di Pulau Rupat dikelola oleh masyarakat lokal, sehingga Anda bisa merasakan keramahan khas Melayu dan suasana yang hangat seperti di rumah sendiri. Di Kecamatan Rupat terdapat 7 (tujuh) penginapan yaitu Wisma Harmony, Wisma Tigo Sedagho, Wisma Khammy, Wisma Beringin, Penginapan Simpati, Penginapan Family dan Penginapan Su-Leng. Sedangkan di Kecamatan Rupat Utara terdapat 20 (dua puluh) akomodasi atau penginapan yaitu Hotel Shafa Resort, Penginapan Hersya, Penginapan Kejora, Penginapan Nabila, Penginapan Mutiara Pantai, Penginapan Safari, Penginapan Cindy, Wisma Zahra, Nur Astana Wening Samudra, Penginapan Tiga Putra, Joglo Anyar Lapin, Wisma Bahari, Penginapan Terapung, Penginapan Sri Lapin, Penginapan Restu Menara Pantai, Wisma Attah Zahar, Villa Maghligai Zapin, Penginapan Fernanda, Penginapan Cahaya Pantai Resort, dan Rumah Inap Cun Bu Kiong.
Tak hanya soal jumlah, kualitas pelayanan juga makin meningkat. Banyak penginapan kini menawarkan fasilitas modern, standar kebersihan yang lebih baik, serta pelayanan yang ramah dan personal. Ada pula penginapan yang mengusung konsep budaya lokal, sehingga Anda bisa merasakan pengalaman autentik saat menginap.
Dengan perkembangan akomodasi yang semakin pesat, Pulau Rupat benar-benar siap menjadi destinasi wisata favorit. Jadi, tunggu apa lagi? Nikmati keindahan pantai, suasana tenang jauh dari hiruk pikuk kota, dan pastinya pengalaman menginap yang nyaman di Pulau Rupat – mutiara di perbatasan negeri.
Diversifikasi Wisata: Dari Pantai Hingga Hutan Mangrove
Daya tarik Rupat memang tak bisa dilepaskan dari pesona pantai-pantainya, seperti Pantai Pesona, Pantai Beting Aceh dan Pantai Tanjung Lapin. Namun, kini wisatawan memiliki lebih banyak pilihan. Pemerintah dan komunitas lokal aktif mengembangkan potensi wisata lain yang lebih ramah lingkungan. Hutan Mangrove di Desa Sungai Cingam, misalnya, kini menjadi destinasi ekowisata favorit. Para pengunjung bisa menyewa perahu motor untuk menyusuri hutan bakau, mengamati satwa liar, dan belajar tentang pentingnya ekosistem ini bagi kelestarian alam.
Setidaknya saat ini Pulau Rupat mempunyai 28 spot Daya Tarik Wisawata (DTW) yang sudah masuk ke dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bengkalis Nomor : 388/KPTS/III/2023 Tanggal 15 Maret 2023. Spot-spot DTW tersebut tersebar di 2 (dua) Kecamatan yang ada di Pulau Rupat dengan sebaran sebagai berikut :
A. Kecamatan Rupat
1. Wisata Bahari Pantai Ketapang di Desa Sungai Cingam
2. Wisata Bahari Pantai Makeruh di Desa Makeruh
3. Pantai Alohong di Desa Makeruh
4. Kampung Nelayan di Desa Makeruh
5. Kampung Cina di Desa Makeruh
6. Kampung Suku Akit di Desa Hutan Panjang
7. Pantai Tanjung Sair di Desa Darul Aman
8. Kampung Bakau/Mangrove Sukarjo Mesim di Desa Sukarjo Mesim
9. Wisata Mangrove Pancur Jaya di Desa Pancur Jaya
10. Wisata Mangrove Teluk Lecah di Desa Teluk Lecah
11. Pantai Wisata Ujung Pasir di Desa Darul Aman
12. Pantai Teluk Lecah di Desa Teluk Lecah
13. Pulau Payung di Kelurahan Tanjung Kapal
14. Wisata Mangrove Tanjung Kapal di Kelurahan Tanjung Kapal.
B. Kecamatan Rupat Utara
1. Wisata Konservasi Ikan Dugong di Desa Suka Damai
2. Pulau Beting Aceh di Desa Suka Damai
3. Wisata Bahari Pulau Beruk di Desa Tanjung Medang
4. Wisata Bahari Pantai Tanjung Lapin di Desa Tanjung Punak
5. Tarian Zapin Api di Desa Tanjung Punak
6. Ritual Mandi Shafar di Desa Tanjung Punak
7. Mandi Belimau Petang Megang di Desa Tanjung Punak
8. Wisata Bahari Pantai Pesona di Desa Teluk Rhu
9. Mercusuar Pulau Rupat di Desa Teluk Rhu
10. Pantai Tanjung Jaya di Desa Teluk Rhu
11. Klenteng Cong Beng Kiong di Desa Titi Akar
12. Kampung Suku Akit Hatas di Desa Titi Akar
13. Wisata Sejarah Makam Puteri Sembilan di Desa Puteri Sembilan
14. Pantai Bestari di Desa Puteri Sembilan
Selain itu, program-program wisata budaya juga mulai digalakkan. Melalui kolaborasi dengan tokoh adat dan seniman lokal, wisatawan kini dapat menikmati pertunjukan seni tradisional Melayu, belajar membuat kerajinan tangan, atau bahkan berpartisipasi dalam festival budaya yang diselenggarakan secara berkala. Inisiatif ini tidak hanya memperkaya pengalaman turis, tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Rupat kepada dunia. Peran promosi yang jeli dan kolaborasi yang kuat.
Kemajuan pariwisata Rupat tidak akan terjadi tanpa strategi promosi yang tepat. Pemerintah daerah, melalui Dinas Pariwisata, gencar melakukan promosi digital di berbagai platform media sosial. Kerja sama dengan influencer dan travel blogger yang memiliki audiens luas terbukti sangat efektif dalam menarik perhatian generasi muda. Konten-konten visual yang memukau, mulai dari video drone yang menampilkan keindahan pantai hingga foto-foto kuliner khas lokal, berhasil memicu rasa penasaran masyarakat untuk mengunjungi Rupat.
Namun, di balik semua kemajuan ini, ada satu hal yang paling penting: sinergi. Keberhasilan Rupat adalah cerminan dari kolaborasi kuat antara pemerintah yang fokus pada pembangunan, pengusaha yang berani berinvestasi, dan masyarakat lokal yang berperan aktif sebagai tuan rumah yang ramah dan sadar wisata. Dengan visi jangka panjang untuk menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, Rupat kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu primadona pariwisata di Indonesia.
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bengkalis
Kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yakni 2022 hingga 2024, memperlihatkan tren yang relatif stabil dengan pergerakan yang cenderung positif. Pada tahun 2022, kontribusi pariwisata tercatat sebesar 5,89%, sebuah capaian yang menggambarkan bangkitnya kembali sektor pariwisata pasca masa sulit akibat pandemi global. Angka ini cukup signifikan karena menunjukkan bagaimana geliat wisata mulai menjadi salah satu penopang penting PAD melalui pajak daerah, retribusi objek wisata, dan dampak turunan dari industri perhotelan, restoran, serta usaha kecil menengah berbasis pariwisata. Periode ini sekaligus menjadi momentum kebangkitan sektor wisata daerah yang mulai menata diri menuju pemulihan.
Memasuki tahun 2023, kontribusi pariwisata terhadap PAD sedikit menurun menjadi 5,57%. Sesuai data yang ada penurunan ini merupakan dampak dari sektor lain yang memberikan kontribusi lebih dominan sehingga persentase pariwisata terhadap total PAD sedikit terkoreksi. Meski demikian, angka tersebut tetap menunjukkan konsistensi bahwa pariwisata tidak mengalami penurunan drastis, melainkan masih berada di kisaran yang stabil dan terjaga. Hal ini menandakan adanya fondasi yang cukup kuat dalam tata kelola pariwisata daerah.
Pada tahun 2024, kontribusi pariwisata kembali meningkat hingga mencapai 5,86%, hampir mendekati capaian di tahun 2022. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa berbagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah bersama stakeholder pariwisata mulai menunjukkan hasil. Faktor pendorongnya antara lain promosi destinasi yang lebih gencar, penyelenggaraan event pariwisata yang berhasil menarik minat wisatawan, serta semakin baiknya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pelaku usaha dalam mendukung perkembangan sektor pariwisata. Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan memberikan pelayanan yang ramah kepada wisatawan juga turut berkontribusi dalam menciptakan pengalaman positif sehingga wisatawan terdorong untuk kembali berkunjung.
Jika ditinjau secara keseluruhan, tren kontribusi PAD dari sektor pariwisata dalam periode 2022–2024 dapat dikatakan cukup stabil dengan fluktuasi yang kecil. Tahun 2022 dan 2024 memperlihatkan capaian yang relatif tinggi, sementara tahun 2023 meskipun sedikit menurun, tetap berada dalam kisaran yang baik dan berkelanjutan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata telah menjadi salah satu pilar penting bagi kemandirian fiskal daerah, meski masih memerlukan inovasi dan konsistensi kebijakan untuk terus memperbesar kontribusinya.
Dengan stabilitas tersebut, peluang ke depan bagi sektor pariwisata sangat terbuka lebar. Apabila strategi pengembangan destinasi, peningkatan infrastruktur, digitalisasi promosi, dan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara konsisten, bukan tidak mungkin kontribusi pariwisata terhadap PAD akan terus meningkat melampaui angka 6% bahkan lebih. Oleh karena itu, data ini menjadi dasar penting bagi pemerintah daerah untuk terus memperkuat komitmen dalam menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan yang tidak hanya menopang PAD, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Pulau Rupat sebagai Bagian dari Program Strategis Kepala Daerah
Salah satu dari sembilan program strategis Kepala Daerah yang kini terus digesa pelaksanaannya adalah mendorong pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Pulau Rupat. Program ini tidak hanya sebatas gagasan pembangunan destinasi wisata, tetapi lebih jauh merupakan upaya nyata menghadirkan transformasi ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan negara. Dengan posisi Pulau Rupat yang strategis, berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan berbatasan dengan Malaysia, pengembangan KEK Pariwisata dipandang sebagai pintu gerbang baru bagi pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus memperkokoh kedaulatan bangsa di wilayah terluar.
Dalam kerangka pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Bengkalis menyadari bahwa potensi kewilayahan harus menjadi pijakan utama dalam menentukan arah pembangunan. Oleh sebab itu, pembangunan berbasis potensi lokal menjadi orientasi yang senantiasa ditekankan. Prinsip ini kemudian diwujudkan dalam perumusan empat kluster pembangunan kawasan yang selaras dengan visi daerah. Dari empat kluster tersebut, salah satu yang memiliki peran sentral adalah Kecamatan Rupat dan Rupat Utara yang diposisikan sebagai kawasan pariwisata unggul dan perikanan.
Pulau Rupat, dengan panorama pantai yang panjang, pasir putih yang membentang, serta keaslian budaya masyarakat Melayu yang masih terjaga, telah lama dikenal sebagai mutiara tersembunyi di perbatasan. Potensi inilah yang kemudian menjadi dasar ditetapkannya Rupat sebagai prioritas pengembangan pariwisata unggul. Melalui pengembangan KEK Pariwisata, diharapkan terjadi peningkatan kualitas infrastruktur, penguatan konektivitas, serta peningkatan daya saing destinasi sehingga Pulau Rupat dapat bersaing dengan kawasan wisata regional, bahkan internasional. Tidak hanya wisata bahari, tetapi juga wisata budaya dan ekowisata yang berbasis kearifan lokal akan didorong untuk menjadi daya tarik utama.
Di sisi lain, sektor perikanan yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Rupat juga tidak diabaikan. Pengembangan kawasan ini dirancang dengan pendekatan integratif, di mana potensi perikanan dikelola secara berkelanjutan dan sinergis dengan pariwisata. Misalnya, dengan menghadirkan wisata kuliner berbasis hasil laut lokal, pengembangan desa nelayan wisata, hingga peningkatan kapasitas nelayan melalui pelatihan modernisasi perikanan. Dengan demikian, pariwisata dan perikanan bukanlah sektor yang berdiri sendiri, melainkan saling menguatkan demi kesejahteraan masyarakat.
Orientasi pembangunan ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bengkalis berkomitmen untuk tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun sumber daya manusia dan ekosistem ekonomi yang berdaya saing. Kehadiran KEK Pariwisata Pulau Rupat akan menjadi motor penggerak, yang secara bertahap akan mengundang investasi, membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), serta menempatkan Kabupaten Bengkalis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah pesisir Riau.
Pada akhirnya, mendorong pembangunan KEK Pariwisata Pulau Rupat dan memperkuat kluster pembangunan berbasis potensi kewilayahan di Kecamatan Rupat dan Rupat Utara bukan hanya tentang pengembangan destinasi wisata semata. Lebih dari itu, langkah ini merupakan strategi jangka panjang untuk mengukuhkan Bengkalis sebagai daerah yang mampu berdiri kokoh dengan kekuatan potensi lokalnya, sekaligus memberi dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat di ujung negeri.
Pada akhirnya, Pariwisata Pulau Rupat memiliki masa depan cerah sebagai destinasi unggulan perbatasan yang tidak hanya menawarkan pesona alam dan budaya, tetapi juga menjadi simbol kedaulatan bangsa di ujung negeri. Dengan dukungan pembangunan infrastruktur kepala daerah, pengembangan kawasan ekonomi khusus, serta keterlibatan masyarakat lokal, Rupat berpotensi bersinar sebagai motor penggerak ekonomi baru Kabupaten Bengkalis sekaligus memperkuat posisi Indonesia di mata regional maupun internasional.
Pulau Rupat adalah mutiara di ujung negeri yang siap bersinar sebagai destinasi unggulan perbatasan dan motor penggerak ekonomi daerah. Prof. I Gede Pitana, mengemukakan bahwa “Pariwisata bukan hanya tentang perjalanan dan hiburan, tetapi instrumen pembangunan yang mampu mengubah wajah ekonomi, sosial, dan budaya suatu daerah.” Pandangan ini menegaskan bahwa pengembangan pariwisata Pulau Rupat bukan sekadar memperindah destinasi, melainkan strategi jangka panjang untuk memperkuat identitas daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wahidun, S.Hum, Penulis adalah Ahli Pertama Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Disparbudpora Kabupaten Bengkalis.