Pencarian

Didukung PPCF, Yayasan Gambut Kolaborasi Bahtera Melayu Gelar Sosialisasi Program Pengelolaan Gambut Berkelanjutan

BENGKALIS- Yayasan Gambut berkolaborasi Bahtera Melayu dan didukung oleh Pan Pacific Conservation Foundation (PPCF), menggelar Sosialisasi Program Pengelolaan Gambut Berkelanjutan, Selasa 17 Juni 2025, di Aula Kantor Desa Pematang Duku.

Dalam sambutan Direktur Yayasan Gambut Mulyadi, menjelaskan mengenai informasi Desa pematang Duku merupakan rekomendasi dari Bahtera Melayu mengenai isu degradasi ekosistem gambut.

"Kita juga ada di Desa lainya di Kabupaten Bengkalis dan tidak hanya di gambut, akan tetapi juga di ekosistem pesisir. Kegiatan kita, selain penanaman juga melakukan peningkatan kapasitas masyarakat mengenai komoditi yang kita tanam, khususnya pada kopi," jelas Mulyadi.

Mulyadi juga mengatakan bahwa Desa Pematang Duku telah banyak kehilangan ekosistem gambut yang terkonversi kebun karet, dan terjadi kebakaran hutan berulang di wilayah tertentu.

Tidak hanya itu, Mulyadi menambahkan "Desa Pematang Duku mengalami degradasi hutan dan gambut signifikan, kehilangan 1.060 ha tutupan pohon sejak 2000.  Emisi karbon mencapai rata-rata 47,7 ktCO₂e/tahun, total 1,09 MtCO₂e (2001–2023).  Terjadi konversi gambut menjadi perkebunan sawit dan karet, serta kebakaran lahan secara berulang.  Perlu pendekatan restorasi terpadu berbasis masyarakat dan pengembangan ekonomi alternatif yang ramah gambut," jelasnya.

Untuk itu dalam program ini, perlu adanya upaya yang harus dilakukan diantaranya, 
Melakukan restorasi di Lahan Gambut yang  terdegradasi, Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam tata kelola gambut berkelanjutan dan pertanian tanpa bakar
Mendorong penghidupan alternatif melalui sistem agroforestry kopi Liberika dan produk hutan bukan kayu (NTFP). Mengurangi risiko kebakaran  hutan dan lahan (karhutla) secara partisipatif, sambung Mulyadi.

Kemudian Mulyadi menjelaskan dari upaya yang dilakukan Yayasan Gambut mempunyai target dalam program yang didukung oleh PPCF ini yakni, 90 ha lahan gambut dipulihkan (hidrologi, revegetasi, proteksi api), 2.000 bibit pohon dan 2.000 kopi ditanam, 50 petani dilatih dan 1 unit usaha berbasis NTFP terbentuk serta Kebakaran berkurang 30% di area proyek.

Sementara itu, Defitri Akbar selaku Direktur Bahtera Melayu, pada kesempatan tersebut menyampaikan mengenai keadaan kondisi ekologis kita saat ini termasuk rusak.

"Perlu adanya upaya untuk menjadikan lingkungan itu menjadi baik kembali, karena dampak dari kerusakan gambut ini menimbulkan hal yang tidak baik bagi banyak pihak. Saat ini kita akan melakukan penanaman pulai sebagai tanaman endemik gambut sebagai fungsi ekologis, dan kopi liberika sebagai bentuk fungsi ekonomi".

Selain itu, program pembangunan sekat kanal juga akan dilakukan sebagai upaya pembasahan kembali ekosistem gambut, sambung Defitri.

Secretary General PPCF Xu Wansu, mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait atas dukungan program ini untuk kedepannya, dan ia mengatakan untuk mengelola gambut dengan baik butuh penjaga utama yaitu masyarakat lokal.

"kami fokus pada perubahan iklim, konservasi di ekosistem gambut adalah salah satu prioritas kami, karena gambut tidak hanya pada lokasi itu sendiri, akan tetapi ketika tidak terkelola baik, maka dia akan mempengaruhi banyak aspek. Kami percaya bahwa masyarakat lokal adalah penjaga utama, dan selain itu juga akan berbicara terkait ekonomi. Terimakasih telah menerima kami dan kami percaya pada semua pihak dalam pelaksanaan program ini kedepannya," tutup Xu Wansu.

Hal senada juga disampaikan  Pj. Kepala Desa Pematang Duku Dian Saputra, mengucapkan terima kasih kepada Bahtera Melayu dan PPCF atas kerja samanya, dan ia juga mengatakan bahwa terdapat 10 anggota kelompok yang telah di SK kan.

"Semoga program ini dapat bermanfaat secara ekonomi dan lingkungan di Desa Pematang Duku, serta kami berterimakasih kepada Yayasan Gambut, Bahtera Melayu dan juga PPCF atas kerja sama ini. Semoga kedepannya dapat berkelanjutan, saat ini ada beberapa masyarakat lagi yang ingin tergabung dalam kelompok," ucap Dian Saputra.

namun, sambung Dian Saputra mengatakan kita akan lihat bagaimana kedepannya, karena kita akan fokuskan dulu terhadap yang sudah ada untuk kegiatan penanaman kopi liberika dan pulai.

Sosialisasi ini diikuti sebanyak 48 orang peserta yang terdiri dari Pemerintah Desa Pematang Duku, BPD Pematang Duku, PPL, Kelompok Tani Ketiau Jaya, Kelompok Mangrove Paghet Segagah Bahtera Melayu, Yayasan Gambut, Perwakilan PPCF, Tokoh Masyarakat, BUMDES Pematang Duku, LPM Pematang Duku serta RT/RW.#DISKOMINFOTIK

Tim Redaksi