Punty dan Putri

Selama sekitar dua bulan, tepatnya bulan Agustus hingga September 2017, Bidang Sumber Daya Komunikasi dan Informasi (SDKI), mendapat kepercayaan sebagai tempat magang adik-adik mahasiswa dan siswa.

Keduanya, memiliki nama yang mirip, bahkan kadang membuat saya pribadi bingung, menyebutkan nama siapa si empunya. Dua sosok dara jelita asal Kecamatan Bengkalis, inisial pertama sama-sama diawali inisial P dan diakhiri vokal i.

Meskipun yang satu diakhiri huruf Y, namun pengucapannya (vokal) tepat sama-sama i. Kedua dara jelita Bengkalis ini adalah Punty dan Putri. Sekilas vokalnya serupa, meski kenyataanya tak sama.  

Serupa tapi tak sama, kadang membuat saya bingung. Tujuannya meminta tolong ke Punty untuk membantu kerja kami, tapi yang dipanggil Putri, padahal yang ada dihadapan adalah Punty.

Akibat tak nyambung, alias membuat si empunya nama ikut bingung. Mungkin dalam pikiran Punty, “Butuh saya tapi yang dipanggil Putri. Apo lah ngentam Pak Kabid ini,” kira-kira begitu lah. Tak ayal “kebingungan” menyebut salah satu anak magang, memecah suasana di ruangan dan menimbulkan gelak tawa dari rekan-rekan Bidang SDKI.

Siapakan Punty dan Putri itu ?. Punty adalah mahasiswa 2013 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau 2013. Sesuai jurusannya, dara manis buah hati dari pasangan Sutono dan Muryati ini, mendapat “tugas” dari kampus untuk belajar di dunia nyata.

Jika selama ini hanya berkutat dengan buku maupun makalah, selama dua bulan Punty nyemplong di alam birokrasi pemerintahan, khususnya Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Bengkalis.

Selama bergabung dalam pasukan Bidang SDKI, Punty adalah sosok pendiam dan pemalu. Tapi soal urusan disiplin, Punty termasuk temannya Putri, tetap mengikuti rentak irama kami, seperti ikut apel pagi dan sore.

Berbicara tentang kinerja, saya katakan boleh lah. Ngapo gitu ?. Buktinya, setiap tugas yang diberikannya, mulai membantu kami untuk mengarsip dan mendata proposal permohonan kerja sama media, langsung tuntas. Kemudian untuk urusan potocopi berkas, just oke.

Ketika diterjunkan untuk “siaran” mobile, menyampaikan informasi atau pengumuman lewat mobil halo-halo, si dara mungil ini tak pernah menolak. Gadis yang tinggal di Gg Sidomulyo, Jalan Antara, Desa Senggoro, ini tak merasa canggung bersama senior-seniornya di Bidang SDKI.  

Alumni SDN 05 Bengkalis ini, mengaku sulit ketika diperintahkan untuk ikut meliput acara seremonial dan kegiatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Menurut gadis kelahiran 20 Oktober 1995 ini, belum bisa membuat tulisan rilis.

Jujur saya katakan, soal urusan buat tulisan dalam bentuk rilis maupun berita, memang gampang-gampang susah. Tapi bukan berarti kita harus menyerah. Harus dimulai dari sekarang dan terus diasah, agar menjadi tajam. Harapan kami, bagi staf SDKI  bahkan Dinas Kominfotik Bengkalis, harus mau menulis, tak harus sesuai bahasa jurnalistik, layaknya wartawan benaran.

Banyak manfaat menulis, salah satunya mencegah kepikunan.  Dari beberapa referensi yang saya baca, menulis erat sekali kaitannya dengan kerja otak. Bagaimana agar otak tetap berfikir positif, diantaranya dengan membiasakan menulis

Kembali pada tema Punty dan Putri. Kalau Putri berpaut lima tahun dengan Punty. Dari kelahiran Desa Meskom, 21 April 2000 ini, merupakan pelajar SMKN 2 Bengkalis. Meskipun masih tergolong belia, bahkan bisa dikatakan anak saya. Putri bisa membaur dan bergaul dengan orang yang levelnya sebagai “bapak dan emak”.

Setelah hampir dua bulan, tepatnya Jumat sore 29 September 2017, kami tidak lagi sulit membedakan Punty dan Putri. Sebab hanya tertinggal satu Putri. Punty sudah khatam menyelesaikan magang di SDKI, sedangkan Putri akan mengakhiri “tugasnya” pada pertengahan Oktober ini.

Disela-sela acara perpisahan. Saya berpesan kepada Punty, agar bisa mengaplikasikan kehidupan nyata yang diperoleh di SDKI. Walau baru seujung kuku, tapi setidaknya bisa diambil iktibarnya. Seperti kebiasaan disiplin dan kekompakan serta kebersamaan kami dalam bekerja.

Kemudian, pesan saya pada alumni SMAN 2 Bengkalis ini, jangan pernah menunda-nunda pekerja. Jika suatu hari nanti, mendapat kepercayaan untuk bekerja di sebuah intansi pemerintah maupun swasta,  Punty bisa bekerja sigap dan cepat.

Disiplin merupakan hal mutlak bagi kita semua. Karena disiplin merupakan salah satu jembatan emas meraih kesuksesan. Untuk sukses kita harus disiplin, mulai dari disiplin menghargai waktu dan disiplin dalam bekerja.

Apalagi, hampir satu bulan ini, big bos Johansyah Syafri, sangat getol mengajak aparatur di Dinas Kominfotik Bengkalis untuk selalu disiplin. Jika tidak mau disiplin, jangan ikut gerbong, karena bisa ketinggalan. Terlebih, sebagai aparat yang selalu berhubungan dengan informasi, maka dituntut untuk disiplin dan sigap dan jangan malas.

Seperti motto Punty, gelar sarjana bukan untuk orang yang pemalas dan malu bertanya. Motto ini sebuah tantangan tidak hanya bagi sarjana, tapi kita semua. Intinya kita tidak boleh malas, terlebih-lebih Aparatur Sipil Negara yang dituntut untuk selalu kerja keras, kerja tuntas, kerja ikhlas, kerja berkualitas dan jangan kerja mal

Selamat jalan Punty, semoga lancar menyelesaikan skripsi dan meraih gelar sarjana. Amin yaa rabbal alamiin.

 


Tim Redaksi

Opini Lainnya

Tulis Komentar