MEREKA SEJAWAT HEBAN

HEBAN.

Meskipun merupakan salah satu lema dalam bahasa Indonesia, tapi dapat dipastikan, banyak telinga orang negeri ini yang heran dengan kata heban.

Bahkan bisa jadi sama sekali belum pernah mendengarnya. Seumur hidup belum pernah melafazkannya, walau rambut sebagian atau seluruhnya sudah menjadi uban.

Heban adalah bentuk tidak baku dari kata hebat.

Adapun makna kata ‘hebat’, yakni; ‘terlampau, amat sangat (dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, menakutkan, dan sebagainya)’

Sebagai orang yang mendapat amanah pimpinan ‘didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting’ di Diskominfotik Kabupaten Bengkalis, kami beruntung.

Bahkan tak berlebihan bila dikatakan sangat bernasib baik. Malahan boleh dibilang, sangat, sangat mujur nian.

Pasalnya, meskipun di Diskominfotik tetap teman yang laksana ‘pucuk pisang didiang’, tapi umumnya sejawat kami di Diskominfotik adalah orang-orang yang bak ungkapan ‘orang tua tua diajar makan pisang’.

Jujur kami akui, sejawat kami di Diskominfotik umumnya memang orang hebat.

Mereka bisa bekerja dimana tempat. Termasuk ketika harus berada di tempat padat atau harus berpadat-padat.

Mereka bisa bekerja sendirian, berdua, bertiga atau lebih dari berempat.

Sejawat kami di Diskominfotik umumnya memang benar-benar orang heban.

Tetap, cepat atau cekatan dalam bekerja, termasuk ketika harus menahan lapar karena belum makan.

Mengapa bisa mereka menjadi orang hebat?

Persisnya, kami tak dapat memberi jawab dalam untaian kalimat yang tepat.

Namun demikian, banyak untaian kata motivasi orang-orang hebat yang mungkin saja menginspirasi mereka, sehingga menjadi individu-individu yang heban.

Bisa jadi sebelum masuk dan keluar rumah atau ruang kerja, mereka selalu melihat engsel.

Pay attention to the little things. Great doors swing on little hinges. Jangan abaikan hal-hal kecil. Pintu yang hebat terbuka berkat engsel yang kecil”, begitu kata Tayo Adeyemi.

Bisa jadi mereka menjadi heban karena tak suka beralasan. Benci dan muak dengan kata ‘1001 alasan’.

Sebab, kata Benjamin Franklin, negarawan dan ahli fisika dari Amerika Serikat (1706-1790), “Orang yang hebat dalam membuat alasan, jarang sekali hebat dalam hal lain.”

Mengapa mereka jadi orang heban?

Juga bisa jadi karena mereka pernah membaca dan menjadikan apa yang dituliskan seorang penulis Altami ND.

Apa kata Altami ND?

“Menjadi orang hebat itu memang susah. Tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, juga tak pula sesulit memindahkan gunung”, begitu tulis penulis kelahiran Kediri ini dalam sebuah novel berjudul A Week-Long Journey (2015).

Atau tak tertutup kemungkinan, mereka menjadi orang-rang heban, disebabkan selalu menempatkan pekerjaannya sebagai sesuatu yang sulit, tidak menyenangkan, tak membuat nyaman.

“Orang hebat tak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, dan air mata”, begitu kata Dahlan Iskan, mantan CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group.

Sebelum sampai titik penutup tulisan ini, kami kutip apa yang dituliskan seorang penulis Indonesia lainnya, Ken Terate.

“Selama kamu punya sahabat yang hebat, semua akan baik-baik saja”, begitu tulisnya dalam buku Marsmallow Cokelat.

Terus, rajin dan tekunlah latihan, karena latihan bukan mobil mainan tanpa ban, tapi mobil sungguhan yang akan membuat Anda semakin heban. Kian terdepan.

Teman-teman Johan di Diskominfotik umumnya memang orang-orang heban.

Dua jempol tanda terima kasih kami dan pacar kami yang kini berstatus mantan, untuk semua kalian.

Kalian memang teman-teman kami yang seru, yang suka seru-seruan. *****

Duri, room 210 Surya Hotel.

Mengisi waktu menjelang sarapan.


Tim Redaksi

Opini Lainnya

Tulis Komentar