BENGKALIS – Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Syari’ah Bengkalis menggelar seminar internasional dengan mendatangkan narasumber Habib shiekh DR. Omar Bin Muhammad Kalash Asyafie DosenInternasional Isamic University Malaysia dan Drs. H. Tarmizi Tohor, MA Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
Seminar tersebut digelar di gedung STIE Syari’ah Bengkalis, Senin 19 November 2018 yang diikuti ratusan Mahasiswa dan Dosen STIE Syari’ah Bengkalis. Seminar ini mengangkat tema halal life dan keberlansungan ekonomi syari’ah Indonesia.
Pembukaan acara tersebut oleh Bupati Bengkalis yang diwakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis Jondi Indra Bustian.
“Besar harapan kami melalui seminar ini, merupakan langkah awal kita dalam menata kehidupan umat islam kearah yang lebih baik ke depan, demi mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan masyarakat yang halalan toyyiban,” ujar Jondi saat membaca sambutan tertulis Bupati Bengkalis Amril Mukminin.
Kata Jondi, Indonesia adalah salah satu Negara dengan mayoritas penduduknya beragama islam. Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga keadaan perekonomian muslim Indonesia sangat berpengaruh dalam kemajuan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia. Selain itu, ekonomi adalah salah satu penunjang bagi berdirinya sebuah negara.
Masih disampaikan Kepala Bappeda Bengkalis, perekonomian muslim mengalami peningkatan yang signifikan, seperti baitul maal dan berbagai koperasi serta bank syari’ah yang mulai menjamur tidak hanya di daerah perkotaan namun di desa-desa juga sudah mulai ada saat ini. Namun nilai islam pada sistem perekonomian saat ini tidak semua yang berpegang pada syari’at islam, malah banyak yang hanya berlebel syari’ah.
“Kami yakin jika sistem ekonomi syariah diberlakukan sesuai dengan syari’at islam, ekonomi dan keuangan syariah akan mampu menjadikan salah satu penyelamat ekonomi Indonesia di tengah ketidak stabilan pasar global, ekonomi dan keuangan islam dapat menjadi sumber pertumbuhan baru dan dapat memperbaiki struktur neraca berjalan current account, ekonomi dan keuangan islam akan diarahkan untuk mendukung tidak hanya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru tetapi juga untuk mengatasi masalah ekonomi Indonesia,” jelas Jondi.
Jondi juga menyingungkan, Kabupaten Bengkalis yang merupakan pintu gerbang perdangangan Nusantara dengan negara lain, seharusnya dapat mendukung upaya pengembangan ekonomi, khususnya ekonomi berbasis syari’ah.Pengembangan ekonomi syari’ah harus bersifat komprehensif dalam rangka mendukung hal tersebut.
Sementara itu H. Tarmizi Tohor, Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia mengatakan, salah satu cara untuk memberbaiki ekonomi di Indonesia saat ini, adalah yang pertama harus memperbaiki sistem zakat, yang dikelola oleh Baznas dengan cara terus aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pentingnya zakat tersebut.
“Rubah sistem zakat dari konsumtif menjadi produktif, sehingga dari bantuan zakat yang disalurkan kepada masyarakat dapat mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia,” ujar Tarmizi.
Sambung Habib shiekh DR. Omar Bin Muhammad Kalash Asyafie Dosen Internasional Isamic University Malaysia, menyampaikan salah satu poin terpenting dalam memperbaiki ekonomi syari’ah yaitu perbaiki akhlak.
Acara tersebut dihadari Direktur Sekolah Ekonomi Syari’ah Bengkalis, Khodijah Ishak, Ketua Yayasan Bangus Insani Isa Selamat, Ketua Baznas Bengkalis H Ali Ambar, Ketua DDII M Ashsubli, Kapolres Bengkalis, Kakan Imigrasi Kelas IIA Bengkalis, Ketua Pengadilan Agama Bengkalis dan sejumlah Kepala SOPD Kabupaten Bengkalis.#DISKOMINFOTIK