Visi Paslon Capres dan Cawapres 2019-2024:

NYALAHKAN LAMPU # KITA TANPA HARUS MEMATIKAN LENTERA # ORANG LAIN

Teks foto: Johansyah Syafri

VISI adalah mimpi. Mimpi, kata Nidji dalam bait pembuka lirik lagu Laskar Pelangi, adalah kunci kita untuk menaklukan dunia.

Sedangkan menurut penulis Inggris, Jonathan Swift (1667-1745), "vision is the art of seeing things invisible” atau “visi adalah seni melihat apa yang tidak tampak pada orang lain.”

Visi juga bermakna kemampuan untuk melihat pada inti persoalan atau pandangan atau wawasan ke depan.

Apa yang menjadi inti persoalan bangsa Indonesia pada saat ini? Apa pandangan kedua pasangan calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden Indonesia (Capres dan Cawapres) ke depan (2019-2024) untuk mengatasi inti persoalan dimaksud?

Sebagaimana telah dipublikasikan di laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, adapun visi Paslon Capres dan Cawapres nomor urut 1, H Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, yaitu, "Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong."

Sedangkan Paslon Capres dan Cawapres nomor urut 2, H Prabowo Subianto-H Sandiaga Uno, adalah "Terwujudnya Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang adil, makmur bermartabat, relijius, berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kehidupan yang rukun antar warga negara tanpa memandang suku, agama, latar belakang sosial dan rasnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945."

Masing-masing visi tersebut tentu mereka bangun berdasarkan inti persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini sebagai dasar pijaknya. Bukan bangunan tanpa pondasi.

Selain itu, visi dimaksud juga merupakan arah atau tujuan yang akan mereka wujudkan nantinya jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2019-2024 pada Pemilu, Rabu, 17 April 2019 mendatang.

Kini, sejak H Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan H Prabowo Subianto-H Sandiaga Uno ditetapkan KPU RI sebagai Paslon Capres dan Cawapres 2019-2024, pada Kamis, 20 September 2018 lalu -- melalui Keputusan Nomor 1131/PL.02.2-KPT/06/IX/2018 tentang Penetapan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilihan Umum Tahun 2019 -- masyarakat Indonesia yang memiliki hak memilih pada Pilpres 2019, hanya mempunyai dua visi yang harus dipilih salah satu diantaranya.

Karena tak ada pilihan ketiga dalam dua alternatif pilihan yang harus dipilih, maka sebagai warga negara yang tentunya juga memiliki mimpi tentang Indonesia untuk 2019-2024, mari kita jadikan visi masing-masing Paslon Capres dan Cawapres tersebut sebagai salah satu bahan renung dan pikir.

Dengan menggunakan segala kemampuan terbaik untuk melihat inti persoalan bangsa Indonesia saat ini, mari kita jadikan visi H Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan H Prabowo Subianto-H Sandiaga Uno tersebut sebagai tunjuk ajar untuk menentukan kepada Paslon mana suara yang akan kita berikan di bilik suara pada Rabu, 17 April 2019 mendatang.

Intinya, siapapun kita jangan salah dalam "bermimpi", karena kitalah yang akan menentukan visi kedua Paslon Capres dan Cawapres tersebut menjadi "mimpi kali yee" atau sebaliknya.

Kuncinya memang ada pada kita. Pasalnya, baik kedua Paslon Capres dan Cawapres, Partai Politik pendukung maupun tim sukses, saat ini sampai Rabu, 17 April 2019 mendatang, tangan mereka ada "di bawah".

Sebagai pihak yang tangannya "di atas", lantas kemana mimpi kita tentang Indonesia 2019-2024 akan kita berikan pada Rabu, 17 April 2019 mendatang?

Jawabanya tentu terserah kita, karena hak untuk itu memang ada pada diri kita masing-masing. Mau Paslon nomor urut 1 atau nomor urut 2, tak ada siapapun yang bisa dan boleh memaksa. Dan di bilik suara yang tahu pun hanya diri kita sendiri dan "Yang Di Atas".

Kemudian, apapun tagar (#) kita, mau #JokowiDuaPeriode atau #2019GantiPresiden, maupun #JokowiMaruf atau #PrabowoSandi, mari sama-sama kita sadari dan wujudkan bahwa tagar-tagar tersebut bukanlah dua mata gunting yang memutuskan. Tapi justru sebaliknya, kedua adalah jarum dan benang yang berpadu untuk menyatukan.

Karena itu, mari kita nyalakan lampu # kita tanpa harus mematikan lentera # orang lain.

Jika kita adalah orang yang memiliki mimpi dalam hidup dan bukan orang yang hidup dalam mimpI, kita bukan harus bisa, tapi kita pasti bisa.

Wallahu a'alam bishawab!

Bengkalis, 26 September 2018



Berita Lainnya