BENGKALIS – Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Duka menyelimuti langit Kabupaten Bengkalis, khususnya Duri, Kecamatan Mandau.
Hari ini, Kamis, 16 Agustus 2018, salah satu putra terbaik kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini, KH Muhammad Ali Muchsin, menghadap Sang Khaliq untuk selamanya.
KH H Muhammad Ali Muchsin yang semasa hidupnya dikenal sebagai salah satu ustadz kondang di daerah ini, sekitar pukul 08.00 WIB tadi meninggal dunia. Beliau berpulang kerahmatullah dalam usia 62 tahun 5 bulan dan 7 hari.
Pria kelahiran 9 Maret 1957 yang hampir kerab menyelipkan humor yang menyegarkan dalam setiap cemarahnya, meninggal dunia di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru akibat penyakit stroke dan komplikasi.
Bupati Amril yang baru menerima kabar duka tersebut sekitar sejam kemudian, mengaku tak menyangka pria yang berdomisili di Jalan Satria , Kelurahan Air Jamban, Duri tersebut akan menghadap-Nya secepat itu.
Bupati Amril menerima berita meninggalnya pengasuh Pondok Pesantren Jabal Nur, Kandis, Kabupaten Siak tersebut, ketika tengah meninjau kegiatan gotong royong pegawai Pemkab Bengkalis di pelabuhan Ro-Ro Air Putih. Kira-kira pukul 09.00 WIB tadi.
Atas nama pribadi, keluarga dan masyarakat Kabupaten Bengkalis, Bupati Amril yang memang sudah lama kenal KH H Muhammad Ali Muchsin, mengucapkan duka yang sedalam-dalamnya.
Tak hanya itu, dia juga mengajak warganya, khususnya umat Islam di daerah ini untuk mendoakan, semoga almarhum berpulang dalam keadaan husnul khotimah.
“Mari kita doakan, semoga almarhum ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Dengan hati yang suci dan ikhlas, mari kita panjatkan doa, semoga segala dosa, khilaf dan salahnya diampuni Allah SWT., serta amal ibadahnya diterima-Nya. Aamiin,” ajak Bupati Amril didampingi Sekretaris Daerah H Bustami HY.
Tak sebatas itu, mantan Kepala Desa Muara Basung, Kecamatan Pinggir ini juga mengajak umat Islam di daerah ini mendoakan semoga keluarga besar almarhum yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran serta ikhlas menerima cobaan yang sangat berat ini.
Dikatakan suami Kasmarni ini, dia sudah kenal dekat KH Muhammad Ali Muchsin cukup lama. Kurang lebih sejak lebih 10 tahun silam. Yaitu, saat kabupaten dengan 11 kecamatan ini masih dipimpin H Syamsurizal sebagai bupati.
Secara pribadi, Bupati Amril mengaku bahwa kepulangan beliau membuat dirinya benar-benar merasa kehilangan.
“Almarhum adalah salah satu tokoh panutan yang kharismatik. Dai yang sangat dikenal. Rasanya hampir seluruh umat Islam di Kabupaten Bengkalis ini mengenal beliau. Untuk itu, sekali lagi mari sama-sama kita doakan semoga almarhum menghadap Sang Pencipta dalam keadaan husnul khotimah,” ajak Bupati Amril lagi.
Selain sebagai seorang mubaligh, pensiunan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkalis ini, juga dikenal sebagai seorang kaligrafer. Almarhum juga pernah menjadi ketua MUI Kecamatan Mandau.
Kemudian, juga pernah mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat Kabupaten Bengkalis pada tahun 1990 di Selatpanjang (kini Kabupaten Kepulauan Meranti) dan menjadi juara I.
“Saya mulai serius menekuni kaligrafi Al-Quran sejak tahun 1990 silam dengan cara belajar. Saya belajar secara otodidak. Saya hanya punya bakat alam. Nana Nashiruddin adalah guru saya dalam kaidah penulisan kaligrafi,’’ ujar KH Muhammad Ali Mucshin yang juga pendiri Ponpes Jabal Nur, Kandis, sekitar 7 tahun lalu sebagaimana dikutip dari laman riaupos.co.
Berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh, jenazah KH Muhammad Ali Muchsin disemayamkan di Kandis, bukan di Duri. Namun sampai informasi ini ditulis, belum diketahui kapan akan dikebumikan. #DISKOMINFOTIK.