Bupati Bengkalis: Jangan Sampai Festival Lampu Colok Mengganggu Ibadah

Teks foto: Sekda Bengkalis H Bustami HY saat membacakan sambutan Bupati

BENGKALIS – Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) menggelar festival lambu colok, pembukannya dilakukan pada malam ke 27 Ramadhan (malam 27 likur).

Pembukaan festival lampu colok tahun 1439 Hijriyah ini bertepatan dengan Senin malam, 11 Juni 2018. Dipusatkan di lapangan sepak bola RT 02 RW 03 Desa Meskom.

Mengingat pelaksanaannya dilakukan pada malam bulan Ramadhan, Bupati Bengkalis berharap festival lampu colok tidak mengurangi aktivitas ibadah.

“Jangan sampai kegiatan ini mengurangi aktivitas ibadah kita di bulan suci Ramadhan yang hanya datang setahun sekali. Intinya, bagaimana festival ini dapat berlangsung dengan meriah, namun jangan pula membuat masjid dan mushala menjadi kosong,” imbau Bupati Bengkalis dalam samutan tertulis yang dibacakan Sekreraris Daerah, H Bustami HY saat membuka festival lampu colok.

Bupati Bengkalis menyayangkan jika ibadah terlalaikan, karenanya pembukaan festival lampu colok tahun ini dilakukan usai pelaksanaan shalat tarawih.

“Jangan sampai aktivitas ibadah kita terlalaikan, apa lagi saat ini kita sudah berada di malam-malam terakhir Ramadhan, yang di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan,” jelasnya.

Senada dengan Bupati Bengkalis, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), H Anwarizal berharap, dengan dibukanya festival lampu colok setelah shalat tarawih membuat masyarakat berkesempatan menunaikan ibadah sunahnya terlebih dahulu.

“Kami mengajak masyarakat, mari kita isi rumah ibadah dan manfaatkan shalat tarawih dan ibadah sunah terlebih dahulu sebelum melihat colok. Adapun maksud dan tujuan kegiatan ini untuk menggali dan menumbuhkambangkan serta melestarikan budaya tradisional kita agar tak punah terbaru arus globalisasi. Diharapkan masyarakat khususnya pemuda dapat berperan, berkreasi dan bekerjasama melestarikan budaya yang telah turun-temurun ini,” papar Anwarizal.

Festival yang diikuti sekitar 70 bangunan lampu calok ini mengusung tema lestarikan budaya lampu colok di negeri junjungan.#DISKOMINFOTIK.