BENGKALIS - Community-Based Mangrove Protection and Planting in Bengkalis District, Riau Province, Indonesia, yang didukung penuh oleh Aramco Asia Singapore, melakukan Pelatihan Pengelohan Gula Nipah dengan tujuan untuk menghidupkan ekonomi berbasis mangrove untuk serta merehabilitasi kawasan pesisir yang terdegradasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan penghidupan berkelanjutan.
Kegiatan ini dilakukan di Aula Kantor Desa Buruk Bakul, yang diikuti 47 peserta berasal dari berbagai komunitas lokal, diantaranya Kelompok Parit Seghagah Desa Kelapapati, Kelompok Sekat Bakau, KTH Sepahat Hijau Desa Sepahat, Kelompok Tani Wanita Jaya Makmur Desa Temiang, Lembaga Lokal Bahtera Melayu, Pemerintah Desa Buruk Bakul, Kelompok Pesisir Riau Lestari Desa Sungai Selari, Pokdarwis Bandar Bakau dari Kota Dumai termasuk Mapala dan Laksamana Polbeng Bengkalis, Sabtu, 26 April 2025.

Menurut Direktur Yayasan Gambut Riau, Mulyadi menyebutkan bahwa dalam pelatihan ini peserta mendapatkan pembekalan teori di kelas mengenai ekologi pohon nipah, teknik penyadapan nira yang efektif, hingga proses pengolahan nira menjadi gula nipah.
Materi disampaikan oleh narasumber berpengalaman, yaitu Amrul Khori dan Joni Irawan dari Fakultas Pertanian Universitas Riau, serta Nurbaiti, seorang pengrajin gula nipah dari Desa Kubu, Kabupaten Rokan Hilir.
"Setelah sesi teori, peserta mengikuti praktik lapangan di kawasan mangrove, mempelajari langsung teknik penyadapan batang nipah untuk mendapatkan nira berkualitas dan proses memasak nira menjadi gula nipah," ujarnya.

Menurut Mulyadi, Pelatihan ini menjadi langkah penting dalam memperkenalkan alternatif sumber penghidupan yang ramah lingkungan berbasis konservasi mangrove. Diharapkan keterampilan ini dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir sekaligus memperkuat upaya perlindungan ekosistem mangrove di wilayah Bengkalis dan sekitarnya.
"Terima kasih kepada seluruh peserta, narasumber, dan mitra yang telah berkontribusi dalam mendorong terwujudnya masyarakat pesisir yang sejahtera dan berdaya," ucapnya
Sementara itu, menurut Ngah Khaidir Ketua Kelompok Masyarakat Penggiat Konservasi Mangrove Sekat Bakau Desa Buruk Bakul sekaligus tuan rumah, menjelaskan salah satu potensi ekonomi yang dapat dikembangkan tanpa merusak lingkungan adalah pemanfaatan nira dari pohon nipah (Nypa fruticans), yang tumbuh alami di sekitar kawasan mangrove.

"Sehingga nira nipah dapat diolah menjadi berbagai produk turunan bernilai jual tinggi, seperti gula semut dan gula cetak," sebutnya.
Dengan keberhasilan ini, Kelompok Masyarakat Konservasi Mangrove Sekat Bakau berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan ekosistem alam terutama budidaya pohon nipa. Dengan adanya Pelatihan Pengolahan Gula Nipa diharapkan dapat membantu meningkatkan kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Kemudian, menurut Ramanda Bayu Saputra Ketua Umum Mapala Laksamana Polbeng mengaku dengan adanya kegiatan ini dapat memiliki pengetahuan dasar dan keterampilan teknis dalam penyadapan serta pengolahan nira nipah. Sehingga masyarakat memperoleh wawasan tentang potensi ekonomi gula nipah sebagai usaha kecil.
"Kami juga berharap kegiatan yang berbasis lingkungan ini bisa terus di lakukan. Dan sebagai pencinta alam kami selalu siap ikut berkontribusi menyukseskan," harap Amanda.
Kemudian Arwani dari LSM Bahtera Melayu berharap dengan kegiatan ini bagi para kelompok konservasi mangrove akan terus melakukan upaya konservasi dan pembudidayaan mangrove untuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove.
"Dalam waktu dekat kita juga akan melakukan pembudidaya siput dan kepiting yang akan dimanfaat oleh masyarakat serta lingkungan dan kami sebagai lembaga yang bergerak di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat selalu siap membantu program," ucapnyam
Dengan terlaksananya kegiatan Pelatihan Pengolahan Gula Nipah di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh secara mandiri maupun berkelompok.
Mengingat, pelatihan ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga sebagai langkah awal dalam meningkatkan nilai tambah potensi lokal yang berlimpah.
Semoga kegiatan ini memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendorong tumbuhnya usaha berbasis sumber daya alam lokal secara berkelanjutan.