BENGKALIS - Ketua Senat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis, H. Imam Hakim mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Senat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 17 hingga 19 Oktober 2024.
FGD ini ditaja oleh Universiatas Syarif Hidayatullaah Jakarta dengan tema ‘Revitalisasi Senat PTKIN Se-Indonesia, Menuju Rekognisi Dunia', yang merupakan bagian dari forum strategis dalam upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di PTKIN termasuk STAIN Bengkalis.
Imam Hakim yang sekaligus sebagai Anggota Presidium Forum Senat PTKIN Periode 2024-2029 diantara 13 Presidium yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tanggal 10 September 2024, juga menerangkan bahwa rangkaian kegiatan FGD dimulai dengan seminar yang menghadirkan narasumber dari berbagai PTKIN untuk membagikan pengalaman dan wawasan mengenai pengelolaan senat.
"Kemudian FGD juga diisi dengan dengan Sidang Komisi yang pesertanya dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membahas isu-isu spesifik terkait peran senat dalam pengembangan akademik. Hasil dari Sidang Komisi ini kemudian dipresentasikan dalam Sidang Pleno yang menjadi forum diskusi terbuka antara seluruh peserta," sebutnya sembari mengatakan bahwa dirinya tergabung dalam Komisi 1 yang membahas terkait Visi, Misi, Tujuan dan Program Kerja Senat PTKIN.
Beliau juga menyebutkan bahwa Ketua Senat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A., selaku tuan rumah dalam penyelenggaran FGD ini memberikan penekanan terhadap pentingnya sinergi antara senat dan pimpinan PTKIN dalam menciptakan kebijakan akademik yang lebih efektif dan berorientasi pada standar internasional.
"Kontribusi senat sebagai dewan pertimbangan sangat penting untuk memastikan bahwa PTKIN terus bergerak ke arah yang benar, menuju pengakuan dunia internasional. Hal ini untuk peningkatan kualitas akademik di kampus yang kelak unggul dan memiliki rekognisi dunia," ujar Imam Hakim menjelaskan.
Dilanjutkannya, bahwa saat ini semua warga kampus dituntut memiliki kesadaran kolektif akan pentingnya rekognisi dunia. Pengakuan masyarakat global terhadap kampus sebagai “pabrik” tenaga kerja terdidik adalah keniscayaan yang tak boleh dianggap ringan.
Ketua Senat STAIN Bengkalis juga menyebutkan bahwa Keynote Speaker dalam FGD itu adalah Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., sebagai Direktur DIKTIS Kemenag RI, yang menyampaikan bahwa Asesmen lapangan mesti terus berpacu keunggulan prodi dan lembaga AIPT, yang sekarang sudah ada 18 PTKIN di tanah air, sejak beliau menjadi Direktur.
Beliau juga memberi pesan soal nilai keislaman, agar diselesaikan secara internal kurikulum tapi bukan dengan embel-embel Islam yang dilekatkan dengan nama program studi. Sehingga ruang gerak PTKIN sangat ekslusif.
"Optimalkan fungsi BLU dan ciptakan strategi baru agar prodi-prodi tetap eksis dalam rekrutmen mahasiswa baru yang saat ini terjadi penurunan hampir di seluruh PTKIN karena hadirnya PTNBH pada PT Umum. Senat diharapkan mengambil peran Tri Dharma lebih efektif dan produktif sebagai mitra pimpinan Perguruan Tinggi dalam memposisikan peran leadership dan manajerial kampus yang unggul dan kompetitif," ucap Keynote Speaker yang ditirukan Imam Hakim.
Dengan adanya forum ini, Ketua Senat STAIN Bengkalis mengaku banyak mendapatkan pengetahuan baru tentang pengelolaan Senat, terutama dalam perannya sebagai badan yang memberikan pertimbangan penting bagi kebijakan akademik, serta sebagai dewan pertimbangan pimpinan dan senantiasa mengingatkan pimpinan untuk menuju pada PTKIN yang diakui dunia internasional.
"Tidak hanya itu, melalui FGD ini, PTKIN se-Indonesia berkesempatan untuk saling bertukar pikiran dan belajar dari praktik terbaik (best practices) yang diterapkan di masing-masing perguruan tinggi. Dengan demikian forum ini diharapkan mampu memacu kolaborasi antar PTKIN dan memperkuat jaringan di tingkat nasional dan internasional," pungkasnya.