Pencarian

BOSANLAH SUKA BERDALIH

ALAS dan alasan.

Walau berbeda, kedua kata itu memiliki makna yang sama. Yakni, dasar atau pondasi.

Kalau mau seribu jalan, kalau tak mau sejuta alasan.

Peribahasa tersebut kerab kami sampaikan ke sejawat.

Maksud kata alasan dalam peribahasa tersebut adalah dalih atau berkelit.

Dalih adalah alasan (yang dicari-cari) untuk membenarkan suatu perbuatan.

Sesuatu yang dicari-cari, sejatinya tak ada.

Sedangkan makna kata membenarkan dalam kalimat tersebut adalah membuat supaya benar.

Sesuatu yang dibuat supaya benar, agar betul, esensi sesungguhnya adalah sebaliknya. Salah.

Jadi, berhentilah suka berdalih.

Mengapa?

Karena orang sukses selalu mencari jalan. Bagi orang sukses banyak jalan menuju Roma. Sedangkan orang gagal selalu berdalih. Suka mencari pembenaran. Bukan mencari kebenaran.

Berhentilah suka berdalih.

Karena menurut Benjamin Franklin (negarawan dan ahli fisika dari Amerika Serikat 1706-1790), “Seseorang yang hebat dalam menemukan dalih, jarang sekali hebat dalam menemukan hal yang lainnya.”

Berhentilah suka berdalih.

Orang yang suka berdalih, prestasi baginya akan sulit diraih.

Berhentilah suka berdalih.

Orang yang senang berdalih, kebanyakan terpilah walau sangat ingin untuk dipilih.

Berhentilah suka berdalih.

Karena orang yang suka berdalih adalah orang yang tak memiliki kepercayaan pada diri sendiri.

Berhentilah suka berdalih.

Karena dengan suka berdalih, maka realita akan tertutupi, tidak nampak, sehingga tidak bakal ada perbaikan.

Berhentilah suka berdalih.

Pasalnya, jika dalih kita bisa dibaca oleh orang lain, akan menyebabkan berkurangnya kepercayaan orang lain kepada kita. Bahkan bisa hilang sama sekali.

“Kepercayaan itu seperti jiwa, tak akan pernah bisa kembali setelah hilang”, demikian pendapat Publilius Syrus (penyair dari Suriah Abad pertama 85 SM-43 SM).

“Setali pembeli kemenyan, sekupang pembeli ketaya, sekali lancung keujian, seumur hidup orang tak percaya”, begitu sebait pantun, mengingatkan.

Berhentilah suka berdalih.

Apala lagi dalih yang kita buat itu bisa menjerumuskan orang lain.

Pengarang buku “Why Your Life Sucks” (dari Amerika Serikat kelahiran 28 Februari 1950, Alan Cohen mengatakan, “Ada dua macam manusia di dunia ini, mereka yang suka mencari dalih dan mereka yang mencari keberhasilan.”

Sambungnya, “Orang yang mencari dalih selalu mencari pembenaran mengapa pekerjaannya tak selesai. Sedangkan orang yang ingin keberhasilan selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya dapat dituntaskan.”

Bosanlah suka berdalih.

Sebab, kata Joe Hartanto, penulis buku “Tanpa Modal Untung 1 Miliar” dari Indonesia, “Di dunia ini memang banyak sekali alasan untuk gagal, tapi hanya ada satu alasan untuk sukses, yaitu jangan banyak berdalih.”

Tulisan ini hanya untuk menasihat diri sendiri. Sama sekali bukan untuk menggurui orang lain. Sedikit pun tak ada niat tebersit untuk itu.

“Nasihat yang baik sering diabaikan, tapi tak ada dalih untuk tidak memberikannya”, begitu pesan penulis buku “Malam Tanpa Akhir” dari Britania Raya Agatha Christie (1891-1976).

Apalagi nasihat itu diberikan untuk diri sendiri.

Sukses memang bersahabat dekat dengan dalil, sebagaimana karibnya gagal dengan dalih. #####

Bengkalis, 13 Oktober 2019

Tim Redaksi