BENGKALIS – Memasuki musim hujan di penghujung bulan September 2019, diiringi dengan peningkatan jumlah kasus demam berdarah dangue (DBD) mencapai 27 kasus. Warga dihimbau untuk antisipasi dan waspada terhadap DBD.
Berdasaarkan laporan Sistem Kewaspadaan Dini Respon Puskemas yang diterima Dinas Kesehatan (Diskes) Bengkalis, sejak satu pekan terakhir terdapat 27 kasus DBD. Secara rinci kasus yang terjadi pada UPT Puskesmas Bengkalis 4 kasus, UPT. Puskesmas Sungai Pakning 3 kasus, UPT Puskesmas Balai Makam 18 kasus, UPT Puskesmas Sebanga 2 kasus.
“Terkait meningkatnya kasus DBD ini, kami menghimbau kepada warga untuk mengantisipasi dan waspada terhadap penyakit DBD,” ungkap Kepala Diskes Bengkalis dr. Ersan Saputra, TH, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Alwizar, SKM, Senin 30 September 2019.
Menurut Alwizar, nyamuk aedes aegypti menjadikan air bersih yang tertampung sebagai tempat untuk meletakkan telurnya, tidak ada tempat lain. Kunci pencegahan DBD adalah displin dari untuk menutup rapat-rapat tempat penampungan air bersih, menguras bak mandi/wc, vas bunga, tempat minum hewan ternak dan sebagainya minimal setiap 7 hari sekali dan membebaskan pekarangan masing-masing dari gelas dan botol air mineral.
Alwizar memahami hampir seluruh masyarakat kita menampung air hujan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai sumber air minum, mencuci, memasak dan lain-lain. “Tapi sekali lagi mohon untuk disiplin menutupnya, apalagi beberapa waktu yang lalu musim kemarau dan tempat penampungan air dibuka lebar-lebar berharap air hujan masuk, setelah hujan lupa untuk menutup kembali,” jelas Alwizar.
Untuk pencegahan penyakit DBD ini terletak pada kesadaran warga masyarakat dengan cara displin dalam melaksanakan 3 M. Sedangkan posisi, Diskes hanya menghimbau melalui media informasi.
“Memang kalau kalau sudah ada kasus DBD, maka domainnya ada Diskes dan jaringnnya untuk melakukan pengendalian kasus,” ujarnya
Kemudian, terkait pemberian abate itu bukan untuk penampungan air yang rutin digunakan. Namun pada tempat tertentu yang tidak bisa ditutup dan tidak bisa dikuras, sepertinya misalnya kolam renang yang tinggal dan lain-lainnya.
Untuk upaya pencegahan, pihak Diskes Bengkalis berharap kepada camat, lurah dan kepala desa untuk terus memotivasi warga dalam melakukan 3 M ini. Baik itu di rumah warga, rumah ibadah seperti mesjid, musholla, gereja, kuil, sekolah-sekolah, pesantren.
Tidak hanya itu di lingkungan pasar, pelabuhan, dan terminal termasuk juga di kantor-kantor pemerintah agar tidak ada air bersih yang menjadi tempat perindukan dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
Disamping UPT Puskesmas diharapkan agar memaksimalkan fungsi surveilans untuk memantau trend kasus dan penyelidikan epidemiloginya. Hal ini penting agar dapat mengetahui dimana penderita kasus DBD.
“Kemudian mempedomani SOP penyelidikan epidemiologi DBD, SOP penatalaksanan kasus DBD, SOP pengendalian kasus DBD, dan SOP penanganan KLB DBD jika memang terjadi,” ungkap Alwizar mengakhiri. #DISKOMINFOTIK