Pencarian

Kreatif, “Usaha Berkat Bersama” Sulap Mangrove Jadi Dodol

BENGKALIS – Buah pohon mangrove atau lebih dikenal kedabu yang tumbuh di sepanjang pesisir pantai dan sungai, selama ini sebagai makanan anak-anak dan ibu hamil.

Namun lewat kepiawaan sekelompok warga yang tergabung dalam Usaha Berkat Bersama, buah yang memiliki rasa sangat asam dan pahit ini, tidak hanya menjadi makanan yang dipandang sebelah mata.

Kini buah kedabu disulap menjadi menjadi panganan lezat berupa dodol mangrove atau dodol kedabu, sehingga menjadi salah satu panganan ringan khas Desa Jangkang.

Usaha Berkat Bersama merupakan industri rumahan dibuka akhir tahun 2017, menekuni bidang souvenir dan olahan makan. Usaha ini bekerja sama dengan UP2K Desa Jangkang dibawah naungan PKK Desa Jangkang.

Ketua PKK Desa Jangkang Dian Martinah termasuk sosok yang andil dalam mengolah buah kedabu menjadi panganan khas Desa Jangkang, bahkan Kecamatan Bantan.

Dikatakan Dian, dirinya terinspirasi dalam pengolahan dodol, pada Lomba Stand Bazar pada MTQ Tingkat Kecamatan Bantan di Desa Ulu Pulau Kecamatan Bantan tahun 2019.

“Selain kerajinan tangan, dekorasi stand dan kreteria lomba lainnya. Juga ditampilkan menu olahan ciri khas desa. Nah, dari situ saya mulai berpikir untuk mengolah kedabu jadi dodol,” kata isteri Kepala Desa Jangkang ini.

Ceritanya begini. Waktu itu muncul dalam benak Dian, bagaimana buah kedabu yang berserakan di bibir pantai dan sungai, bahkan hanya menjadi makanan monyet, bisa diolah menjadi makanan yang bernilai ekonomis dan mampu mengangkat perekonomian masyarakat, khususnya kaum ibu.

“Saat itu datang dalam pikiran saya, bagaimana mengolah kedabu dengan rasa asam, tekstur lembut, enak, simpel dan mempunyai ciri khas rasa yang tak hilang dari aslinya,” ujarnya.

Tidak hanya disulap menjadi dodol, kedepan Dian dan kawan-kawan punya rencana agar buah kedabu yang selama ini berserakan, tidak hanya disulap menjadi panganan puding, selai, kue boholu dan sebagainya sesuai cara bagaimana mengolahnya nantik.

“Memang saat ini baru dodol yang sempat diolah. Insya Allah, kami akan membuatnya menjadi aneka panganan ringan lainnya,” terang isteri Edi Sutrisno ini.

Saat ini, Dian dibantu Porwati dan Misnawati anggota PKK sekaligus anggota UP2K Desa Jangkang.

Untuk pemasaran, setia kemas 1 Kg dibandrol Rp100.000 dan bervarian kemasan dengan isi tiga ada harga Rp7.000,- sedangkan 15 dipatok Rp35.000.

“Alhamdulillah meskipun baru sedikit yang mengenal pengolahan dodol ini. Kami tetap semangat untuk terus berusaha mengolahnya. Kami yakin dengan rasanya yang manis asem ini, menjadi ciri khasnya dibandingkan dodol lain,” terang Dian.

Untuk menyulap buah kedabu menjadi dodol, Dian mau berbagi cara bagaimana membuatnya. Pertama-tama, pilih buah yang masak dan bagus lalu dibelender.

Mengingat, buah ini banyak biji layaknya jambu biji, pada saat proses penyaringan harus lebih hati-hati. Dari penyaringan itu, diperoleh pati yang bagus.

“Penyaringan ini, sangat penting, agar bahannya tetap bersih, rasa enak dan mantap bagi kesehatan. Soalnya apabila biji kedabu yang keras tidak halus dan hancur, mengakibatkan kesehatan ginjal,” kata ibu yang memilik tiga putra tersebut.

Langkah selanjutnya, mencampurkan pati buah kedabu, santan kelapa, sedikit gula merah, tepung pulut dimasak seperti memasak dodol biasa.

"Adonan dimasak sambil diaduk sampai agak mengeras, setelah itu didinginkan dan mulai dikemas," katanya.#DISKOMINFOTIK

Tim Redaksi