Pencarian

Sempena Hari Jadi Bengkalis Ke-506

Seluruh Paguyuban Bengkalis turut Semarakan Pawai Budaya

BENGKALIS - Pawai Budaya Selasa 31 Juli 2018, sempena peringatan Hari Jadi Bengkalis ke-506 yang diikuti seluruh paguyuban dan elemen masyarakat serta pelajar berlangsung meriah dan semarak. Kendati jelang pelepasan pawai, kota Bengkalis sempat gerimis, namun tak mengurangi semangat para peserta.

Peserta pawai budaya tetap semangat dalam meriahkan hari jadi Bengkalis ke-506

Sebelum peserta pawai dilepas, dari masing-masing ketua paguyuban membaca ikrar kepada Bupati Bengkalis Amril Mukminin yaitu, kami suku-suku dan etnis bangsa yang lahir, berdomisili dan beraktifitas di Kabupaten Bengkalis merasa memiliki negeri ini, dan merasa indahnya hidup berdampingan.

Semua ketua paguyuban suku membaca ikrar

Dan kami ikut serta dan bertanggung jawab untuk memikirkan, membangun dan memelihara terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai dan siap meneruskan kelanjutannya.

Peserta Pawai Budaya Hari Jadi Bengkalis ke-506 Dari pantauan di lapangan, pawai budaya langsung dilepas oleh Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkalis H Bustami HY, didampingi Ketua LAM-R Bengkalis Tengku H Zainuddin Yusuf, Wakil Ketua DPRD Bengkalis Indra Gunawan Eet, Dandim 0303 Bengkalis Letkol Inf Timmy Prasetya Harmianto, Kapolres Bengkalis, AKBP Yusup Rahmanto, Kajari Bengkalis Heru Winoto, Ketua Pengadilan Negeri Bengkalis Sutarno, Ketua DPRD Bengkalis H Abdul Kadir, Asisten dan pejabat eselon II dan III di Lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis serta seluruh ketua paguyuban.

Sekretaris Daerah Bengkalis H Bustami HY dan tamu undangan lainnya melampaikan tangan
 
Pada barisan terdepan, marching band  Andam Dewi mempertunjukan kebolehan. Kemudian diikuti barisan peserta dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis yang menampilkan adat pernikahan Melayu. Kemudian diikuti arak-arakan dari barisan Paguyuban suku Banjar, Bugis, Batak, Jawa, Sunda, Minang dan etnis Tionghoa. Masing-masing paguyuban menampilkan seni budaya masing-masing dan menyerahkan cenderamata kepada Bupati Bengkalis. Seperti penampilan tarian piring dari Minangkabau, Barongsai dari etnis Tionghoa, reog Ponorogo dari paguyuban Jawa.

Kemudian di belakang barisan dari paguyuban Jawa, diikuti barisan dari masyarakat Kecamatan Bengkalis dan Bantan, para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemkab Bengkalis, pelajar dari SLTP dan SLTA serta mahasiswa. Rute pawai budaya dimulai dari Lapangan Tugu, Jalan Jenderal Sudirman – Cokro Aminoto, Hang Tuah - Patimura dan berakhir di jalan Jenderal Sudirman.

Dalam sambutan Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang dibaca Bustami Hy mengatakan kegiatan pawai budaya yang dilaksanakan sempena Hari Jadi Bengkalis ke-506 tahun 2018, menjadi ajang untuk melestarikan kekayaan khazanah budaya masyarakat berbilang suku yang ada di Kabupaten Bengkalis.

Sekretaris Daerah Bengkalis H Bustami HY lepaskan peserta pawai budaya

“Meskipun berbagai jenis suku dan budaya namun kita harus tetap bersatu padu dalam membangun Negeri Junjungan yang sama-sama kita cintai,” ujar Bupati.

Sesuai dengan tema Hari Jadi Bengkalis tahun ini tambah Amril, membangun singergi, mengolah potensi menuju Bengkalis maju dan makmur.

“Untuk itu kami mengajak kepada seluruh suku yang ada di  Kabupaten Bengkalis agar senantiasa memberikan yang terbaik bagi Negeri Junjungan ini, mari kita bersatu menuju Kabupaten Bengkalis maju dan makmur” ungkap mantan Kepala Desa Muara Basung.

Atraksi  dari berbagai suku  turut meriahkan pawai budaya hari jadi Bengkalis

Amril juga berharap melalui Hari Jadi Bengkalis ke-506 tahun 2018 ini dapat memberikan semangat baru kepada semua suku yang ada di Kabupaten Bengkalis, tidak kalah penting juga untuk senantiasa menjaga kerukunan, sehingga menjadi Bengkalis, negeri yang kita cintai ini dapat menjadi negeri yang cemerlang, gemilang dan terbilang sebagaimana kita cita-citakan bersama.

ASN dan honorer di lingkungan Pemkab Bengkalis ikuti ramaikan pawai budaya

“Keberagaman yang kita miliki itu, harus tetap menjadi garda terdepan dalam meningkatkan semangat “sama seperiuk, sama selesung”, dan kecintaan kepada negeri ini, kepada kekayaan khazanah budaya yang dimiliki. Kemudian, harus menjadi tameng pertama untuk menangkis dan menangkal dampak negatif budaya lain yang dapat mencabut akar budaya kita sebagai jati diri masyarakat di daerah ini,” tutup Amril. #DISKOMINFOTIK.
 

Tim Redaksi