Koberkobs Bengkalis:

Membangun Nilai Kemanusiaan Lewat Donor Darah dari Kedai Kopi

Teks foto: Nomor kontak dan beberapa aktivitas Koberkobs Bengkalis

KOBERKOBS. Jangankan menyebutnya, bagi kebanyakan orang, tak terkecuali warga kota Bengkalis sendiri, mendengarnya kata itu saja mungkin ada yang belum pernah. Meskipun itu hanya sekali.

Memang, untuk kebanyakan orang, Koberkobs mungkin tak dikenal. Sesuatu yang asing. Tapi tak demikian adanya bagi sebagian keluarga dan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis.

Bagi mereka, Koberkops tak ubahnya ‘malaikat penolong’. Oase pemberi harapan dalam ketandusan. Setidaknya di tengah rasa keputusasaan untuk mendapatkan pendonor darah dengan cepat. Lantas apa sebenarnya Koberkobs itu?.

Wan Junizal Al-Banafa'at, salah seorang pendirinya, Selasa, 26 September 2017, menjelaskan, Koberkobs adalah kependekan dari ‘Komunitas Berdarah Kota Bengkalis dan Sekitarnya’.

Yaitu, kumpulan orang-orang yang berkomitmen tinggi, untuk mendonorkan darahnya secara suka rela. Ikhlas dan tanpa pamrih sedikitpun buat siapa saja warga Bengkalis dan sekitarnya yang memerlukannya.

Karena takut terkesan ‘mengerikan’, pria berjambang yang bekerja di Sekretariat DPRD Bengkalis ini langsung menjelaskan, kata ‘Berdarah’ dimaksud bermakna bahwa anggota relawan komunitas ini memiliki darah untuk disumbangkan.

“Anggota komunitas ini semuanya memiliki nyali untuk diambil darah mereka, buat saudara-saudara kita yang membutuhkannya,” jelasnya dengan nada ikhlas.

Kapan dan dimana ide gerakan kemanusiaan dan peduli sesama ini muncul kali pertama?

Wan Jun menjelaskan, Koberkobs berdiri hampir sekitar setahun lalu. Kurang lebih 10 bulan. Tepatnya 15 Desember 2016 lalu.

Hebatnya lagi dan rasanya sulit dipercaya, ide untuk mendirikan Koberkops ini muncul saat dia bersama karibnya Drales Pical, duduk-duduk santai dan berbincang-bincang ringan di sebuah kedai kopi di kota Bengkalis. Di kota Bengkalis, dia bersama DR Pical begitu nama lain Drales Pical, memang dikenal banyak orang sebagai pendonor aktif.

“Idenya berawal dari rasa keprihatinan yang kerab kami dengar dan dialami keluarga pasien terhadap maraknya praktek percaloan darah di kota Bengkalis saat mereka sangat membutuhkannya. Tentunya keluhan itu muncul karena ada yang memberatkan mereka,” ceritanya.

Dijelaskan sedikit oleh Wan Junizal Al-Banafa'at, saat ide mereka itu muncul, makelar darah di kota Bengkalis masih suka ‘bergentayangan’. Tak hanya malam, tapi juga di siang hari.

“Salah satu tujuan berdirinya Koberkobs ini memang untuk melindung masyarakat dari makelar darah dimaksud. Alhamdulillah, berdasarkan informasi yang kami terima, saat ini makelar itu sudah hilang,” paparnya.

Meskipun belum genap setahun, imbuh suami Mardianis ini, sekrang sudah ada sekitar 500 orang yang bergabung dalam komunitas ini. Baik itu mereka yang bergolongan darah A, B, AB dan O.

“Semuanya golongan darah, pendonornya ada di Koberkobs. Seperti iklan Rexona ‘setia setiap saat’, seluruh anggota Koberkobs juga siap memberikan bantuan jika ada masyarakat yang membutuhkan. In Shaa Allah kami selalu siap. Ikhlas dan tanpa pamrih,” ujar pria kelahiran Bengkalis, 12 Juni 1978 yang panggilan kerennya Jon ini.

Mengenai harapkan ke depan, Jon berazam semua pihak mendukung keberadaan Koberkobs. Khususnya masyarakat Bengkalis. Mau bergabung dan menjadi anggota relawan, menjadi pendonor Koberkobs.

“Tapi tentu syaratnya donor darahnya bersifat sukarela tanpa mengharapkan imbalan apapun. Apalagi sampai menetapkan tarif,” ujarnya, seraya juga berharap, pihak lain juga mendukung kelangsung komunitas ini.

Mengenai berapa jumlah kantor darah yang telah disumbangkan relawan Koberkobs dalam sekitar 10 bulan eksistensinya dalam membantu mereka membutuhkanya, Jon dengan jujur mengatakan, dia tak ingat persis.

“Namanya juga sukarela, jadi angka pastinya tak dihitung. Mungkin sudah ada 600-an kantong darah. Tapi ada satu pasien yang sampai dibantu relawan Koberkobs sampai 30 kantong darah,” kenangnya.

Kepada masyarakat Bengkalis dan sekitarnya yang memerlukan bantuan Koberkobs, Jon tak lupa menitipkan tiga nomor telepon seluler yang bisa dikontak 24 jam.

Ketiga kontak dimaksud adalah miliknya sendiri di nomor 0812 6881 9696 (Wan Jun). Kemudian, DR Pical di nomor 0852 7179 4146 dan Mijo di nomor 0812 763 9109.

“Bagi kondisi yang benar-benar emergenci atau darurat, seperti korban kecelakaan atau keperluan darah untuk operasi melahirkan antara pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB, kalau telepon teman-teman yang lainnya kebetulan tidak hidup, silahkan hubungi nomor saya. Handphone saya In Shaa Allah aktif 24 jam,” terangnya seraya mengatakan bahwa ‘donor darah itu keren’.

Di bagian, meskipun Koberkobs setiap saat siap membantu, Jon tetap mengingatkan, bahwa tanggungjawab untuk keperluan donor darah tersebut, tetap ada pihak keluarga pasien sendiri.

Dia berharap, sebisa mungkin keluarga pasien mengupayakan darah yang didonorkan berasal dari anggota keluarga masing-masing atau yang diupayakan dari keluarga sendiri terlebih dulu.

“Tidak tergantung pada komunitas Koberkobs. Hal ini perlu diingatkan karena untuk menjaga ketersediaan pendonor untuk mereka yang membutuhkan selanjutnya. Tapi kalau tak ada jalan, atas nama kemanusiaan dan peduli sesama relawan Koberkobs siap mendonorkan tetes demi tetes darah mereka,” imbuhnya lagi.

Sebelum menutup perbincangan, Wan Jun mengatakan, bagi yang ingin mengetahui aktivitas relawan Koberkobs, komunitas ini juga memiliki akun facebook tersendiri dengan dengan nama Koberkobs Bengkalis.

Adapun akun facebook yang dimaksudnya itu adalah akun dengan foto logo Koberkobs yang foto latarnya bertuliskan, “Kita mudahkan urusan orang, Allah akan mudahkan urusan kita. In Shaa Allah.”

“Seluruh relawan Koberkobs siap bersahabat dan bersilaturahim dengan siapapun. Termasuk melalui media sosial facebook,” tutupnya. ##DISKOMINFOTIK.