BENGKALIS, DISKOMINFOTIK - Bupati Amril Mukminin, Kamis (7/9/2017) lalu, melantik 85 pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Sebanyak 12 orang dari 85 yang dilantiknya itu merupakan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (PPTP) atau eselon II.
Ke-12 PPTP yang dilantik tersebut merupakan hasil evaluasi jabatan terhadap 25 PPTP yang pelaksanaannya dimulai bulan April 2017 lalu. Sedankan sisanya 42 orang Pejabat Administrator (eselon III) dan 31 Pejabat Pengawas (eselon IV).
Artinya, ada 13 PPTP yang Kamis Kamis (7/9/2017) lalu itu tak ikut dilantik. Istilah lain untuk pejabat demikian yang sering digunakan adalah non job.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Bengkalis Johansyah Syafri menjelaskan, penataan PPTP yang menyebabkan ke-13 PPTP tidak diikuti dilantik tersebut, telah dilakukan menurut mekanisme yang diamanatkan peraturan perundang-undangan.
“Mekanisme itu juga diikuti langsung ke-25 orang PPTP tersebut. Baik yang dilantik kembali maupun yang tidak dilantik. Artinya, mereka mengetahui betul apa konsekuensi evaluasi melalui mekasnime yang dilakukan itu,” jelas Johan, Rabu (13/9/2017) malam.
Selain itu, imbuh mantan Kabag Humas Sekretariat Daerah Bengkalis, apa yang dilakukan Bupati Bengkalis terhadap ke-25 PPTP itu, mulai dari tahap evaluasi jabatan ke-25 PPTP itu, juga sudah mendapat persetujuan Komisi ASN (KASN).
Karena itu, Johan balik menyayangkan adanya tudingan segelintir pihak yang berpendapat bahwa orang yang dapat menduduki jabatan di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis saat ini adalah orang disukai dan memiliki loyalitas terhadap Amril Mukminin sebagai Bupati Bengkalis.
“Sepengetahuan kami, dimanapun dan di level apapun seorang pemimpin itu pasti menuntut pembantunya loyal terhadap dirinya. Karena kalau tak setia, maka sebaiknya apapun program yang dirancang dan dipercayakan seorang pemimpin kepada bawahannya, hasilnya tak akan optimal. Seorang yang tak loyal terhadap sesuatu dapat dipastikan akan berbuat setengah hati,” jelas Johan.
Masih sepengetahuannya, Johan menambahkan dalam organisasi apapun, loyalitas adalah hal yang sangat fundamental. Kalau seseorang tidak loyal terhadap pimpinan, maka dapat dipastikan juga dia tidak loyal terhadap organisasi.
“Makanya, dimanapun dan di level apapun seorang pemimpin organisasi, tidak terkecuali organisasi pemerintahan, pasti menuntut pembantunya loyal terhadap dirinya,” tegas Johan.
Sedangkan adanya pendapat bahwa orang yang bisa jadi pejabat hanya orang yang disukai Bupati Bengkalis, Johan dengan tegas membantahnya. Kesimpulan tersebut sengaja dipaksakan alias tendensius.
“Setahu kami dan dalam setiap kali melantik pejabat di Pemkab Bengkalis, beliau selalu menyampaikan bahwa siapapun yang dilantik atau tidak dilantik bukan didasarkan pada like and dislike. Tak unsur subjektivitas. Ketika memberikan sambutan saat pelantikan ke-85 pejabat Kamis minggu lalu, hal ini juga kembali disampaikannya,” imbuh Johan.
Memang dan sebagaimana terpublikasi secara luas, saat melantik ke-85 orang pejabat tersebut, Bupati Amril dengan tegas mengatakan hal itu.
“Penataan PPTP melalui pelantikan hari ini, bukan atas keinginan kami pribadi. Apalagi didasarkan like and dislike. Terus terang, kalau boleh mengedepankan subjektivitas dan dibenarkan regulasi, tak mungkin hal ini baru kami lakukan hari ini. Harus menunggu lebih dari 1,5 tahun pasca pelantikan kami sebagai Bupati Bengkalis,” tegasnya.
Di bagian lain, sambungnya lagi, semua pihak harus dapat memahami proses tersebut secara utuh. Menginformasikan kepada mereka yang mungkin belum mengetahuinya secara komprehensif, sehingga tidak terjadi salah penafsiran atau miskomunikasi.
“Apalagi kegiatan pelantikan seperti ini bukan hanya menjadi konsumsi publik, tetapi terkadang, juga dijadikan pihak-pihak tertentu sebagai momentum untuk “memelintir” informasi dari sisi yang mereka inginkan. Dari sudut pandang yang tentunya dapat patut diduga, tak sesuai dengan fakta dan realita sebenarnya,” tegas Bupati Amril.#