BENGKALIS - Menindaklanjuti kunjungan dari Global Environment Center (GEC) Malaysia, Tim Pemetaan Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) melakukan pemetaan hutan mangrove di Kelompok Parit Seghagah, Desa Kelapapati, Selasa, 4 Juni 2024.
Kegiatan yang dilaksanakan merupakan bagian dari pengabdian dosen dalam rangka pemenuhan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Direktur Polbeng, Johny Custer, menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan kontribusi dan solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat.
"Harapan saya, dengan adanya kegiatan pemetaan mangrove ini, kita bisa memberikan sumbangsih nyata dalam pemecahan masalah lingkungan yang ada di masyarakat," ujar Johny.
Hendra Saputra, selaku Ketua Tim Pemetaan, menjelaskan bahwa data peta foto udara yang dihasilkan sangat bermanfaat untuk menganalisis lokasi rencana penanaman bibit mangrove.
"Upaya ini bertujuan untuk merestorasi hutan mangrove yang ada di lokasi tersebut. "Data ini nantinya akan digunakan untuk melakukan verifikasi luas hutan mangrove yang dikelola oleh Kelompok Parit Seghagah di Desa Kelapapati," katanya.
Saat ini, belum diketahui secara pasti berapa luas hutan mangrove yang ada di kelompok tersebut," jelas Hendra. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan drone DJI Matrice 300 RTK, yang memiliki kualitas dan akurasi yang sangat tinggi.
Ketua kelompok Parit Seghagah, Rio, menyampaikan terima kasih kepada Tim Pemetaan Polbeng atas dukungan mereka dalam upaya pemulihan kawasan pantai dari ancaman abrasi.
"Selama ini, kami belum mendapatkan informasi yang akurat tentang berapa luas lahan hutan mangrove yang kami kelola. Mudah-mudahan dengan adanya peta foto udara ini, kami bisa mengetahui luas dan kondisi eksisting hutan mangrove di sekitar kami," ujar Rio.
Kegiatan pemetaan ini juga melibatkan LSM Bahtera Melayu, Maulin Consultant sebagai mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), serta mahasiswa Polbeng. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat upaya pelestarian lingkungan dan pemulihan kawasan pantai yang terdampak abrasi.
Pemetaan hutan mangrove ini bukan hanya sebagai kegiatan akademis, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Dengan data yang akurat dan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi hutan mangrove, diharapkan dapat tercipta strategi yang lebih efektif dalam menjaga dan merestorasi ekosistem yang sangat penting ini," ujar Hendra.