BENGKALIS - Gesa pembangunan jembatan penghubung Pulau Bengkalis dengan Pulau Sumatera (Sungai Pakning), Tim Studi Kelayakan melakukan presentasi akhir di hadapan Wakil Bupati Bengkalis, Dr H Bagus Santoso.
Dihadapan Wabup dan peserta rapat, Tim Studi menyampaikan dua alternatif trase jembatan.
Alternatif pertama jembatan akan dibangun berdasarkan plot rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkalis 2022-2024.
Yaitu wilayah Sumatera lokasinya sekitar kawasan industri Buruk Bakul sedangkan di Pulau Bengkalis lokasinya sekitar Pangkalan Batang.
Bila disetujui di lokasi tersebut, maka panjang jembatan sekitar 7.600 meter, panjang jalan pendekat 1.300 meter. Total panjang trase 8.900 meter.
Alternatif kedua, lokasinya tidak jauh dari dermaga RoRo saat ini. Bila disetujui, panjang jembatan 7.080 meter, panjang jalan pendekat 1.870 meter.
Total panjang trase 8.950 meter. Desain yang ditawarkan, bentang utama (main span) berupa cable stayed total panjang 900 meter, bentang tengah 500 meter dan bentang tepi 2x200 meter.
Jembatan pendekat (approach bridge), berupa box grider panjang 500 per sisi (2x500) terdiri dari 6 bentang per sisi dengan panjang satu bentang 82 meter.
Causeway, berupa balok pre-stress dengan panjang satu bentang 50 meter. Jumlah bentang disesuaikan dengan total panjang jembatan.
Nantinya, jembatan akan memiliki lebar 30 meter terdiri dari 6 lajur mobil dengan lebar 1 lajur 3,5 meter dan 2 lajur untuk sepeda motor dengan lebar lajur 3 meter.
Tinggi ruang bebas 60 meter dari permukaan pasang tertinggi dengan lebar 400 meter.
Dikesempatan itu, dibahas analisis biaya investasi terhadap pembangunan jembatan.
Estimasi biaya kontruksi Rp7,697 triliun. Perkiraan biaya pemeliharaan konstruksi Rp80,875 miliar dan estimasi biaya pengadaan lahan sekitar Rp18,182 miliar.
Analisis kelayakan pembangunan jembatan berdasarkan nilai manfaat menunjukan indikasi layak. Bahkan jika terjadi penurunan volume lalu lintas sampai 49 persenpun masih layak.
Jika pembangunan jembatan menggunakan metode berbayar terus menggunakan tarif flat selama konsesi 50 tahun, masih layak jika tarif jembatan 1,30 kali lebih besar dari tarif penyebrangan menggunakan kapal RoRo.
Lalu, tarif progresif selama masa konsesi 50 tahun juga layak, jika tarif awal sama dengan tarif penyebrangan RoRo dengan kenaikan tarif 10 persen setiap 5 tahun.
Terkait pemaparan dari Tim Studi Kelayakan, Wabup Bagus Santoso menyambut baik dan berharap pembangunan jembatan ini sesegera mungkin dilaksanakan.
Menurut Wabup, sebagai salah satu wilayah terluar NKRI sudah sepantasnya Pulau Bengkalis ini terhubung melalui jembatan dengan Pulau Sumatera.
Diakuinya, banyak orang beranggapan pembangungan jembatan Pulau Bengkalis-Pulau Sumatera itu hal mustahil, hanya mimpi belaka.
Namun, melalui penandatanganan kerjasama antara Pemkab Bengkalis dengan Pemprov Riau, beberapa waktu lalu, menjadi bukti nyata bahwa di bawah ke kepemimpinan Kasmarni dan Bagus Santoso mimpi itu bakal terwujud.
"Ini merupakan langkah awal yang Insha Allah akan mengukir sejarah bagi kita di Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau dimana cita-cita kita dari awal di Kabupaten Bengkalis adalah untuk merangkai pulau", ujar Bagus, Kamis 21 Desember 2023.
Selain itu, alasan lainnya karena Pulau Bengkalis memiliki posisi sangat strategis karena berbatasan dengan negara tetangga, Malaysia.
"Selain membuka peluang investasi dan mampu meningkatkan perekonomian, dibangunnya infrastruktur jembatan sebagai bentuk pertahanan nasional. Peredaran narkoba ataupun perdagangan manusia akan lebih mudah ditekan kalau jembatan itu ada," ujarnya.
Kepada Tim Wabup juga memberikan masukan, agar mempertajam kembali kesimpulan serta mengusulkan penambahan jalur tol dari Kota Dumai sampai ke lokasi jembatan Sungai Pakning.
Presentasi yang dilakukan via daring ini juga dihadiri Kepala Dinas PUPR Ardiansyah dan Sekretaris Erdila Fitriyadi, Kabid Infrastruktur dan Kewilayah Bappeda Bengkalis Rahmah Wati Putri, Camat Bukit Batu Acil Esyno, Camat Bengkalis Taufik Hidayat serta Pejabat Pemkab Bengkalis lainnya. #DISKOMINFOTIK