BENGKALIS - Menyambut peringatan hari bumi sedunia pada 22 April mendatang, organisasi masyarakat sipil, mahasiswa pecinta alam, masyarakat peduli api, Fasdes Badan Restorasi Gambut dan Mangrove serta komunitas di Bengkalis mendeklarasikan gerakan Sinergi Bengkalis Hijau (SBH), Ahad, 4 April 2021.
“Sinergi Bengkalis Hijau adalah bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat, khususnya para pemuda Bengkalis untuk mencintai lingkungan di Bengkalis,” kata Ketua Keslimasy sekaligus penggagas SBH, Muhammad Iskandar.
SBH juga merupakan bentuk dukungan dari masyarakat Bengkalis atas kebijakan Riau Hijau yang dibuat oleh Gubernur Riau.
“Sinergi Bengkalis Hijau mendukung Riau Hijau dan harapanya Bengkalis dapat berkontribusi dalam pencegahan perusakan lingkungan serta memulihkannya. Salah satunya komitmen kita menanam mangrove sebanyak-banyaknya untuk menghentikan abrasi di Pulau Bengkalis,” ungkap Iskandar.
Dukungan terhadap SBH juga disampaikan Wakil Koordinator Jikalahari Okto Yugo Setiyo dalam diskusi SBH dan Riau Hijau.
“Kami mengapresiasi Gerakan Sinergi Bengkalis Hijau ini, Gerakan yang sangat bagus, dimulai dari bawah dan dimotori oleh anak-anak muda dan komunitas lokal. Pemerintah Kabupaten Bengkalis harus memberikan atensi dan membuka ruang.” jelas Okto.
Menurutnya, Pemerintahan kabupaten sangat berkepentingan untuk pemulihan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
“Apa lagi Bupati masih baru, jadi sangat mungkin agenda Sinergi Bengkalis Hijau masuk dalam kebijakan dan program Bupati Bengkalis 5 tahun ke depan,” pungkasnya.
Rangkaian kegiatan SBH dilaksanakan pada 3 dan 4 April 2021, mulai dari diskusi Sinergi Bengalis Hijau dan Riau Hijau oleh Keslimasy dan Jikalahari serta parade live music oleh komunitas pada 3 April 2021 di taman Andam Dewi Kecamatan Bengkalis.
Kemudian, penanaman mangrove di Pelabuhan Roro Desa Air Putih Kecamatan Bengkalis pada 4 April 2021. Penanaman mangrove diikuti 60 peserta menanam 400 bibit jenis buiguera paviflora dan rhizophora. Bibit tersebut diambil langsung dari pondok kebun bibit adopsi jenis-jenis tanaman mangrove Desa Air Putih.
Mangrove di Desa Air Putih memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi namun terancam aktifitas penebangan dan pelayaran.
“Kami mengusulkan agar lokasi penanaman mangrove menjadi laboratorium penelitian mangrove. Lokasi ini masih memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan pusat penelitian dan belajar mengenal mangrove. Kita juga akan integrasikan dengan pusat pembibitan mangrove,” kata Iskandar.
Gerakan Sinergi Bengkalis Hijau dideklarasikan oleh berbagai lembaga dan lintas komunitas masyarakat yakni,
Keslimasy, Jikalahari, KAR, Semesta, Karsani, Serai Serumpun Riau, Pensil Kompot, Mapala Laksemana Politeknik Negeri Bengkalis, Mapasties STIE Bengkalis, PKM Politeknik Negeri Bengkalis, BPD Desa Air Putih, Prahu, Mapala Bestari STAIN Bengkalis, GEMPI, Koordinator Fasdes Badan Restorasi Gambut dan mangrove, Ketua MPA Kampung Jawa Sei Pakning.#DISKOMINFOTIK