SILATURAHMI ITU PENTING

Teks foto: Kadis Kominfotik Kabupaten Bengkalis

SILATURAHMI Itu Penting.

Setelah bermetamorfosis, itulah nama baru grup WhatsApp (WA) yang sebelumnya ‘TimSes MTQB Mandau/TA UAS’.

Adalah Willy Andonk Duri yang mengubah subjek grup WA dimana kami menjadi salah satu anggotanya.

Willy Andonk mengubah subjek dimaksud, Ahad lalu, 6 Oktober 2019. Antara pukul 16.18-16.48 WIB.

Silatuhrami artinya tali persahabatan (persaudaraan).

Membangun sebuah persahabatan bukanlah sesuatu mudah.

Tak bisa instan. Perlu proses panjang. Laksana buah yang masak di batang. Tak bisa dikarbida (karbit).

Membangun sebuah persahabatan itu memang sulit. Tak bisa serta-merta. Tak bisa spontan.

Membangun sebuah persahabatan, tak bisa hanya memakai “mantra ajaib” pesulap Pak Tarno, “Tolong dibantu ya. Sim salabim jadi apa? Prok.. prok.. prok..."

Berbeda dengan cinta yang membutuhkan saling percaya. Dalam persahabatan diperlukan nota kesepahaman. Harus ada saling pengertian.

Membangun persahabatan tanpa adanya saling pengertian dan kesepahaman, ibarat makna peribahasa, “Menggantang asap, mengukir langit.”

Membangun persahabatan tanpa adanya saling pengertian dan kesepahaman, laksana membangun gedung bertingkat tanpa pondasi. Bagai membuat jembatan layang tanpa pancang. Pekerjaan sia-sia.

Sinonim kata persaudaraan adalah ukhuwah.

Di dalam Alquran banyak sekali ayat-ayat yang menyinggung masalah ukhuwah Islamiyah.

Menurut sebuah referensi ada dalam Alquran, kata akh (saudara) dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 52 kali.

Menurut rujukan lainnya, di dalam Alquran paling tidak 4 macam persaudaraan.

Pertama, ukhuwah ubudiyah persaudaraan sesama makhluk yang sama-sama ciptaan Allah SWT, termasuk binatang dan tumbuhan yang kesetundukan-Nya.

Kedua, ukhuwah insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu.

Rasulullah SAW, ”Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Hamba-hamba Allah semuanya bersaudara."

Ketiga, ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.

Keempat, ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antar sesama muslim.

Dalam Islam, silaturahmi bukan hanya penting. Tetapi hukumnya wajib.

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”, demikian sabda Rasulullah SAW., yang diriwayatkan Abu Hurairah ra.

Sekali lagi, dalam Islam, silaturahmi bukan hanya penting. Tetapi hukumnya wajib.

Adapun makna kata wajib adalah harus dilakukan; tidak boleh tidak dilaksanakan (ditinggalkan).

Oleh sebab itu pula, Islam melarang memutuskan tali ukhuwah. Haram.

Abdullah bin Abi Aufa ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi” (HR Muslim)

Dan orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga, dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan Muslim).

Terlepas dari paparan di atas, muncul pertanyaan, “Apakah seseorang yang undur diri alias keluar dari sebuah grup WA termasuk dalam kategori memutus silaturahmi?”

Jika pertanyaan itu diajukan pada kami, terus terang, kami tak bisa menjawabnya.

Pasalnya, sejauh ini kami belum pernah mendengar ada ustaz yang mengupasnya dalam ceramah atau tausiahnya. #####

Bengkalis, 8 Oktober 2019


Tim Redaksi

Berita Lainnya