PEKANBARU -- Bertempat di Balai Pauh Janggi Gedung Daerah Jalan Diponegoro Pekanbaru, Sabtu, 14 September 2019, di rapat koordinasi (Rakor) tertutup penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.
Rakor yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB itu, dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar, Wakil Gubri H Edy Natar Nasution, Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko, Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Muhammad Fadjar, serta Bupati/Walikota dan Forkopimda Kabupaten/Kota se-Riau.
Sekretaris Daerah Bengkalis H Bustami HY juga hadir pada rakor tersebut. Ia mewakili Bupati Bengkalis.
Selain Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Jamaluddin, ikut mendampingi H Bustami HY, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bengkalis Jumiharto.
Gubri H Syamsuar, sebagaimana dikutip dari laman website Humas Pemkab Bengkalis, mengatakan, Provinsi Riau sudah ditetapkan Siaga Karhutla hingga 31 Oktober 2019.
Dan, katanya, pemerintah juga sudah menyediakan Posko kesehatan untuk warga korban dampak asap Karhutla.
“Termasuk menginstruksikan seluruh Puskesmas melalui Kepala Dinas Kesehatan untuk menjadi Posko siaga asap dan seluruh biaya pengobatannya akan ditanggung pemerintah”, jelas Gubri H Syamsuar, saat konferensi pers usai Rakor.
Tambah Personel dan Pesawat
Sementara Panglima TNI dalam jumpa persnya menyampaikan, kemarau diprediksi masih berlangsung hingga pertengahan Oktober 2019.
Sebab itu, menurut Panglima TNI, personel gabungan untuk memperkuat pemadaman Karhuta di Provinsi Riau akan ditambah 350 orang.
"Kita akan tambah kekuatan personel 350 orang dari TNI, Polri dan lainnya. Mereka akan membawa peralatan-peralatan untuk memadamkan Karhutla”, katanya.
Tambahan personel gabungan sebanyak 350 orang tersebut guna lebih memperkuat memperkuat Satgas Karhutla Riau yang memadamkan api dari darat, yang kini jumlahnya sekitar 5.800 orang.
Selain itu, Hadi Tjahjanto mengatakan, bakal menambah pesawat untuk modifikasi cuaca atau hujan buatan. Yakni, mendatangkan pesawat CN 295 yang berkapasitas 2,5 ton garam untuk menyemai awan.
Sebelumnya, katanya, juga sudah menambah satu Cassa 212 untuk operasi hujan buatan yang berkapasitas satu ton.
Dengan begitu, total ada tiga pesawat untuk melakukan penyemaian garam ke awan, yakni dua pesawat Cassa dan CN 295.
Ketiga pesawat itu akan berada di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
"Dengan tambahan pesawat ini, dalam sehari Satgas bisa semai atau sebar garam kurang lebih tujuh ton. Mudah-mudahan taburan garam yang semakin banyak, maka hujan akan turun," katanya. #DISKOMINFOTIK#