Opini

Makna Loyalitas di Balik Pelantikan Bupati Amril Mukminin

Secara kuantitatif, kami tak ingat betul, berapa kali Bupati Amril Mukminin mengambil sumpah jabatan dan melantik pejabat Aparatur Sipil Negara, semenjak dia menjadi orang nomor satu di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini,

Pasalnya, tak di semua pelantikan yang dilakukannya kami bisa hadir di TKP (Tempat Kegiatan Pelantikan). Meskipun secara “non fisik” kami tetap ada di sana. Ada tapi tiada, tiada tapi ada, begitu istilah yang kerab kami sampaikan pada sejumlah karib dekat.

Meski begitu, setidaknya ada dua pelantikan yang sangat kami ingat alias tak akan terlupakan. Pertama, pelantikan 672 Pejabat Administrator dan Pengawas di halaman kantor Bupati Bengkalis, Rabu, 11 Januari 2017.

Kedua, pelantikan 12 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, 42 Pejabat Administrator dan 31 Pejabat Pengawas di ruang serba guna lantai IV kantor Bupati Bengkalis, Kamis, 7 September lalu.

Mengapa kami ingat? Karena dalam dua pelantikan dimaksud, kami ada di dalamnya. Kami juga ikut “makan sumpah”. Saat “makan sumpah” pada 11 Januari 2017, kami tetap di posisi yang sama pasca diberlakukannya Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bengkalis sebagai konsekuensi diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Yaitu, tetap dalam jabatan yang namanya sama dengan namanya jabatan sebelum. Tetap sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Bengkalis. Jabatan yang kami sandang pertama kali di sekitar 11 atau 12 tahun lalu.

Sementara ketika pelantikan 7 September lalu, kami diberi amanah baru oleh Bupati Bengkalis. Dimutasi ke “Mabes 51” di Jalan Kartini. Yakni sebagai Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik.

Seperti kami utarakan di atas, tak di setiap pelantikan yang dilakukan Bupati Amril Mukminin, kami bisa hadir secara fisik. Walau demikian, kami dapat memastikan, ada satu kata yang tak pernah lalai disampaikannya. Baik dalam konteks teks, maupun di luar itu. Baik secara tersirat maupun yang tersurat. Yaitu, kata ‘loyalitas’.

“Setiap pegawai di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis, harus seperti karakteristik yang dimiliki bunga Matahari. Selain hampir tak ada tangkainya bercabang, dimanapun ditanam atau tumbuh, bunga Matahari setia mengikuti arah pergerakan harian Matahari. Dan, kita semua tahu, hanya ada satu Matahari yang terbit di Timur, tenggelam di ufuk Barat,” tamsil Bupati Amril saat melantik sejumlah pejabat, Senin, 3 Oktober 2016.

Mengapa dalam setiap pelantikan dan bahkan di luar itu, kepada pegawai di daerah ini sebagai Bupati Bengkalis, Amril Mukminin selalu “meninggikan selangkah” kata loyalitas?

Untuk dapat menjawabnya, tentu hal pertama yang harus dipahami bahwa Pemkab Bengkalis adalah organisasi. Dalam organisasi manapun ada pemimpinnya. Di level desa, namanya Kepala Desa atau Penghulu. Di tingkat negara ada Raja, Presiden atau Perdana Menteri, dan sebagainya.

Dalam sebuah organisasi, hal yang sangat penting dan fundamental adalah loyalitas. Karena loyalitas setiap orang di dalamnya akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi tersebut.

Tanpa adanya loyalitas, maka sebuah organisasi tak akan berjalan dengan baik. Bahkan terkadang tak akan mampu bertahan apabila di dalamnya tidak diterapkan sikap loyal.

Mengapa seorang pemimpin selalu mengedepankan loyalitas orang-orang yang dipimpinnya?

Orang yang loyal pada pimpinan, maka dapat dipastikan dia akan memiliki kesetiaan terhadap organisasinya. Ia akan memiliki kesadaran yang tinggi akan kewajibannya untuk menggunakan semua fasilitas, kemampuan serta sumber daya yang dimilikinya demi kemajuan organisasi.

Kesadaran dimaksud akan tercermin dari sikap mereka yang senantiasa menaati peraturan atau kesepakatan yang ditentukan, baik tertulis maupun lisan.

Ia akan mendukung setiap program kerja organisasi yang dijalankan. Akan mengerjakan bagiannya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Meskipun terkadang harus berkorban, baik materi maupun waktu. Pengorbanan yang seringkali tak dapat diterima oleh mereka yang tak memiliki kesetiaan pada pemimpinnya.

Jadi sangat wajar sekali, jika seorang kepala desa, direktur, ketua partai, ketua organisasi pemuda, ketua organisasi wartawan, bupati, gubernur, menteri, presiden, dan sebagainya, selalu menempatkan orang-orang yang loyal sebagai pembantu dekatnya.

“Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya,” begitu kata salah seorang penulis terkemuka Indonesia, Tere Liye.

“Kesetiaan berarti ketulusan untuk menyimpan satu hati di dalam hati, dan berjanji untuk tidak akan mengkhianati,” ujar H Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ketiga Indonesia.

Sementara filsuf, negarawan dan dramawan dari Romawi Kuno (5 SM-65 M), Seneca menjelaskan bahwa, “Kesetiaan adalah kekayaan termulia di dalam kalbu manusia.”

“Kesehatan adalah pemberian yang paling baik, kepuasan adalah kekayaan yang terbesar, dan kesetiaan adalah hubungan yang terbaik,” begitu kata BuddHa atau Siddharta Gautama.

Lalu dan jika seandainya ada seseorang yang “mempermasalahkan” seorang pemimpin di organisasi apapun yang menjadikan loyalitas sebagai variabel pertama dalam merekrut pembantu-pembantunya, maka setidaknya ada beberapa faktor penyebabnya.

Pertama, orang tersebut tak memahami makna atau arti kata loyalitas itu sendiri. Adapun makna kata tersebut menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kepatuhan atau kesetiaan.

Kedua, orang tersebut tak pernah berorganisasi. Kalaupun saat ini menjadi anggota atau bahkan memimpin sebuah organisasi, maka dapat dipastikan pula dia tak paham esensi sebuah organisasi. Atau mungkin saja organisasi tempat dia bernaung atau pimpinnya itu termasuk OTB alias “Organisasi Tanpa Bentuk.”

Ketiga, bisa jadi orang tersebut tak pernah pakai Rexona. Sebab, Rexona saja mengajarkan kita untuk “Setia Setiap Saat”. Hehehehehehe…..

Semoga bermanfaat!

Aamiin ya rabbal ‘alamin!

Wabillahi taufiq wal hidayah


Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Bengkalis, Ahad, 17 September 2017

 


Tim Redaksi

Opini Lainnya

Tulis Komentar