Pencarian

LSM Bahtera Melayu Kembali Terima Penghargaan Kalpataru Lestari dari Kementerian LH RI

BALI - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, LSM Bahtera Melayu Bengkalis kembali menerima penghargaan Kalpataru Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Republik Indonesia.

Penghargaan ini diserahkan langsung Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Kamis 5 Juni 2025, di Kuta Bali.

Kalpataru Lestari diberikan kepada para pejuang lingkungan yang pernah menerima Kalpataru dan tetap konsisten menjaga kelestarian lingkungan.

Sekretaris Eksekutif LSM Bahtera Melayu Bengkalis Khairul Saleh mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini ikut andil dan mendukung kegiatan yang dilaksanakan LSM Bahtera Melayu, sehingga hari ini menerima penghargaan Kalpataru Lestari.

Yang lebih akrab dipanggil Atah Khairul menambahkan, penghargaan Kalpataru Lestari, diterima langsung Direktur Eksekutif Bahtera Melayu Defitri Akbar.

Lebih lanjut Atah menjelaskan untuk wilayah sumatera hanya dua provinsi yang menerima Kalpataru Lestari, yaitu Bahtera Melayu dari Bengkalis Provinsi Riau dan Kecamatan Medan Selayang Medan dari Sumatera Utara.

"Kita LSM Bahtera Melayu pernah menerima Kalpataru pada tahun 2008 yang langsung diserahkan oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara,"ungkapnya.

Oleh karena itu Atah mengucapkan terima kasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menjalankan program lestari lingkungan baik dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis Bupati Bengkalis yang juga mendukung program lingkungan.

Selanjutnya kepada Pemerintah Provinsi Riau, Tim NGO, Yayasan Gambut Riau, YKAN, GEC, Perguruan Tinggi UNRI, Politeknik Negeri Bengkalis serta kelompok lingkungan yang bekerja sama dengan LSM Bahtera Melayu, dan sekolah-sekolah binaan lainnya.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Kementerian LH/BPLH Hidup, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan bahwa penghargaan ini diberikan kepada individu-individu luar biasa yang tetap setia melestarikan lingkungan, bahkan puluhan tahun setelah menerima Kalpataru.

"Para penerima Kalpataru ini adalah orang-orang yang sudah berdedikasi.
Kita manusia kadang-kadang mau ambil sampah aja malas, apalagi disuruh menanam atau merawat lingkungan. Mereka telah memberikan contoh bagi kita untuk bagaimana kita berdedikasi untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Itu tidak mudah,” tuturnya.

Vivien mengatakan Kalpataru telah berusia 45 tahun dan sepanjang itu telah melahirkan 428 pejuang lingkungan. Dari jumlah tersebut, Kementerian menyaring nama-nama dari tahun 1980 hingga 2024 untuk dianugerahi Kalpataru Lestari. Namun, tidak semua masih dapat dilacak keberadaannya. Ternyata setelah ditelusuri ada yang sudah meninggal, ada yang memang tidak meneruskan lagi.

Terkait kriteria Kalpataru Lestari, Vivien menegaskan bahwa penerima harus terbukti aktif dan konsisten setidaknya selama lima tahun, serta mampu mengembangkan dan mereplikasi kegiatannya.

Kemudian Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup Jo Kumala Dewi mengatakan bahwa sarasehan ini merupakan momen refleksi atas peran masyarakat dalam membangun fondasi pembangunan berkelanjutan.

"Selama 4-5 dekade Kalpataru tidak hanya memberi pengakuan, tapi juga telah melahirkan ratusan tokoh pembangunan yang menjadi inspirasi di lingkungan lokal, nasional, hingga internasional,”ucapnya.

Menurut dia, Kalpataru adalah simbol gerakan kolektif yang harus terus diperjuangkan lintas generasi. “Dari menjaga lingkungan hutan adat, memulihkan sungai, menyelamatkan satwa, hingga membangun ekonomi ramah lingkungan bersama masyarakat,”tambahnya.

Selanjutnya Kumala berpesan pengembangan generasi lingkungan hidup untuk tingkatkan sekolah adiwiyata jangan sampai tidak ada programnya di provinsi maupun di kabupaten/kota.

Acara sarasehan yang digelar di Bali ini diikuti sekitar 100–150 peserta secara luring, termasuk 12 penerima Kalpataru Lestari, 19 penerima Kalpataru Provinsi Bali, 38 perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, serta mitra usaha dan komunitas lingkungan. Secara daring, acara diikuti oleh lebih dari 300 pegiat lingkungan dari seluruh Indonesia.#DISKOMINFOTIK.

Tim Redaksi