BENGKALIS - Tim Pengembangan Kurikulum (TPK) Lembaga Adat Melayu Riau (LAM-R) Kabupaten Bengkalis membahas rencana penetapan Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) untuk mata pelajaran Budaya Melayu Riau (BMR), Kamis 1 Mei 2025, di ruang rapat LAM-R Bengkalis.

Ketua DPH LAMR Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri Syaukani Al Karim, mengucapkan berterima kasih kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Mulok yang telah melakukan pembahasan terhadap penguatan budaya Melayu Riau, khususnya di satuan pendidikan.
Saat ini, menurutnya, LAMR telah menetapkan sejumlah agenda untuk kemajuan budaya Melayu, khususnya Kabupaten Bengkalis. Salah satu di antara agenda tersebut, yaitu pengembangan Kurikulum Mulok BMR.
”Semoga pertemuan kita hari ini melahirkan pemikiran-pemikiran cemerlang tentang pengembangan kurikulum,” harap budayawan itu yang didampingi Sekretaris Umum DPH Datuk Abdul Vattaah.
Selanjutnya Syaukani yang juga penulis mengakui bahwa Kurikulum Mulok BMR Kabupaten Bengkalis masih dalam proses.
”Melalui tim ini, kita berharap pengembangan kurikulum cepat selesai sehingga bisa digunakan secara paripurna di satuan pendidikan mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA sederajat.”ungkapnya.
Dijelaskannya, hanya tinggal beberapa daerah lagi yang belum menyelesaikan pengembangan kurikulum ini. Bengkalis merupakan salah satu di antara beberapa daerah yang belum selesai. Oleh karena itu, mesti menggesa agar kurikulum Mulok ini bisa segera diselesaikan sehingga dapat diterapkan di Negeri Junjungan.
Syaukani mengatakan, pihaknya menjabarkan 40 persen materi Mulok tersebut dari kondisi kearifan lokal Kabupaten Bengkalis. Untuk pengembangan kurikulum ini, mesti memerhatikan prinsip-prinsip wilayah adat 11 kecamatan.
"Begitu banyak kearifan lokal yang bisa dijadikan materi kurikulum.
Dari sisi antropologi, kita sangat kaya. Melalui fokus muatan 40 persen ini, kita gali mata air kearifan lokal Bengkalis,” tuturnya.
Ia juga berharap agar tim bekerja dengan intensif dan penuh semangat. Tim ini harus melakukan inventarisasi hal-hal penting yang patut dimasukkan dalam kurikulum. Sejatinya, LAM-R Kabupaten Bengkalis menyokong penuh, semoga nantinya bisa melahirkan buku-buku teks pembelajaran Mulok Budaya Melayu Riau (BMR) Kabupaten Bengkalis.
”Semoga Allah Swt memudahkan jalan dan niat kita semua,”tutup Syaukani.
Sementara itu, Ketua TPK Kurikulum Mulok BMR Datuk Musa Ismail menjelaskan bahwa Kabupaten Bengkalis sudah memiliki Perbup Nomor 3/2021 tentang Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu Riau di Kabupaten Bengkalis.
Ismail menambahkan, persoalan yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran Mulok di satuan pendidikan, yaitu belum ada tenaga pendidik khusus mata pelajaran Mulok BMR.
Belum adanya buku teks khusus Mulok BMR Bengkalis serta tidak linier mata pelajaran Mulok sehingga tidak ada di Dapodik dan berpengaruh pada e-rapor (dalam e-rapor, tidak ada mata pelajaran Mulok), dan masih bervariasinya penerapan pembelajaran di satuan pendidikan.
Dalam rapat sekitar dua jam lebih itu, tim TPK juga membahas rencana penyampaian budaya Melayu pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru pada tahun pembelajaran baru 2025/2026, pada Juli mendatang.
Guna mendukung pelaksanaan MPLS tersebut lanjut Ismail, tim akan menyusun pedoman khusus pengintegrasian nilai-nilai Budaya Melayu Riau bagi para siswa baru, mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA sederajat hingga perguruan tinggi.
”Kita juga akan berkoordinasi dan menyurati Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis dalam rangka integrasi materi budaya Melayu Riau (Bengkalis) dalam kegiatan MPLS tersebut,” kata Ismail didampingi Sekretaris TPK Kurikulum Mulok BMR Datuk Khairul Saleh.#DISKOMINFOTIK.