BENGKALIS - Ikatan Pemuda Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (IPEMALIS) Jakarta sukses menggelar Sharing Session bertajuk “Mindset Sebagai Katalisator Kemajuan” di Mess Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Jakarta, Minggu 23 Februari 2025.
Acara ini bertujuan untuk membekali mahasiswa asal Bengkalis dengan pemahaman tentang pentingnya growth mindset dalam menghadapi tantangan, mengembangkan diri, dan berkontribusi bagi kemajuan daerah, narasumber kegiatan ini adalah Praktisi Human Capital dan Founder PT Rumah SDM Indonesia, Mochamad Nuruddin
Ketua Umum IPEMALIS Jakarta, Muhammad Kasyful Asror, menekankan pentingnya pola pikir berkembang bagi generasi muda.
“Pemuda adalah agen perubahan. Jika ingin maju kita harus mulai dari pola pikir. Dengan growth mindset, kita bisa melihat tantangan sebagai peluang dan kegagalan sebagai pembelajaran. Harapan kami, setelah sesi ini, peserta lebih percaya diri dalam mengambil langkah besar untuk masa depan,” ungkapnya.
Kegiatan ini dipandu Sekretaris Jenderal IPEMALIS Jakarta, Khoir Ilmuan yang membuat peserta lebih aktif dalam berbagi pengalaman dan gagasan. Dengan kegiatan ini, IPEMALIS Jakarta berharap mahasiswa Bengkalis dan sekitarnya dapat mengaplikasikan growth mindset dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi individu yang lebih proaktif dalam membangun masa depan yang lebih cerah.
Praktisi Human Capital dan Founder PT Rumah SDM Indonesia, Mochamad Nuruddin menjelaskan perbedaan mendasar antara growth mindset dan fixed mindset, serta bagaimana mengembangkan pola pikir yang adaptif dan progresif dalam kehidupan sehari-hari.
“Banyak orang berhenti berkembang karena takut gagal. Padahal kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan, yang membedakan orang sukses dan yang tidak adalah cara mereka memandang kegagalan. Orang dengan growth mindset akan belajar dari kesalahan dan terus mencoba,” jelas Nuruddin.
Salah seorang peserta dari Kabupaten Siak, Abdul Zabani, mengungkapkan kesan positifnya terhadap acara ini.
“Saya benar-benar mendapatkan perspektif baru tentang bagaimana cara menghadapi tantangan. Biasanya, saya takut gagal dan sering merasa ragu-ragu untuk mencoba sesuatu yang baru. Tapi dari sesi ini, saya sadar bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses belajar. Latihan menyusun life goals juga sangat membantu saya dalam merancang langkah-langkah konkret menuju cita-cita saya,” ungkapnya.
Bagian yang menarik dari acara ini adalah sesi latihan membuat rencana aksi (life goals), di mana peserta diminta untuk menyusun strategi dalam mencapai tujuan hidup . Setelah itu, peserta mempresentasikan rencana mereka di depan peserta lainnya sebagai bentuk komitmen untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh.#DISKOMINFOTIK