Pencarian

DPPPA Ajak Kepala Sekolah, Tenaga Pendidik Dan Siswa-Siswi Putus Mata Rantai Kekerasan Terhadap Anak

BANTAN - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Bengkalis ajak tenaga pendidik dan siswa-siswi SMP Negeri 5 Bantan dan MTS Alkarimiyah Bantan untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak melalui kegiatan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan terhadap Anak.

Kegiatan yang diinisiasi oleh DPPPA Kabupaten Bengkalis ini diadakan di Aula SMP Negeri 5 Bantan pada Rabu 5 November 2023 diikuti oleh Kepala Sekolah, tenaga pendidik serta siswa-siswi dari SMP N 5 Bantan dan MTS Alkarimiyah yang berjumlah 160 orang dengan menghadirkan narasumber dari Yayasan Intan Payung Pekanbaru Risdayati.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bengkalis diwakili Kabid Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak menyampaikan sambutannya dengan mengungkapkan perihal tujuan dari kegiatan yakni untuk menekan angka kekerasan dilingkungan sekolah.

"Ini merupakan rangkaian kegiatan dari DPPPA Kabupaten Bengkalis bekerjasama dengan SMP Negeri 5 Bantan dan MTS Alkarimiyah Bantan, tujuan kami kesini untuk bersilaturahmi, berkenalan dengan adik-adik semua yang merupakan generasi masa depan bangsa, oleh sebab itu sudah sepantasnya untuk dilindungi agar terhindar dari tindak kekerasan," ucap Fitrianita.

Sumiati Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Bantan membuka acara secara resmi sekaligus menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya atas kegiatan yang dilaksanakan di sekolahnya.

"Ini untuk pertama kalinya kami diberi kepercayaan untuk bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan terhadap anak, semoga ilmu yang disampaikan nanti berkah untuk kita semua," tutur Sumiati.

Sumiati berpesan kepada seluruh peserta yang hadir untuk nantinya belajar bagaimana caranya menyikapi kekerasan terhadap anak yang mungkin terjadi disekitar kita.

"Dampak kekerasan ataupun bullying sangat beragam, mulai dari menurunnya minat belajar baik bagi pelaku maupun korban, oleh sebab itu kita harus sigap melaporkan apabila terjadi kekerasan di sekolah, namun mudah-mudahan tidak terjadi hal yang demikian," tegas Sumiati.

Risdayati narasumber yang juga berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas di Pekanbaru mengatakan penyebab kekerasan ataupun bullying.

"Bullying terjadi disebabkan oleh ketidaksetaraan seperti perbedaan sosial, bentuk fisik ataupun hal yang memicu korban merasa rendah diri, selain itu juga disebabkan oleh kurangnya pengawasan dan gangguan emosi yaitu orang yang kesulitan mengelola emosi secara sehat," ungkap Risdayati.

Ridayati juga mengajarkan strategi apa yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya bullyung di sekolah.

"Ada tiga strategi yang bisa diterapkan untuk mencegah bullying ataupun kekerasan yaitu dengan membudayakan persahabatan yang mendukung, meningkatkan komunikasi dan dialog terbuka antar orang tua, guru dan murid, mengajarkan tentang kesetaraan dan keragaman," tutup Risdayati.

Kegiatan ini dihadiri oleh Analis Pemberdayaan Perempuan dan Anak Teguh Pranata, Staf Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Ramlah.

Tim Redaksi