Dinkes Bengkalis Ikuti Rakor Aplikasi Bersatu Lawan Covid

Teks foto: Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Alwizar didampingi Kepala Seksi (Kasi) Survielans dan Imunisasi smunandar dan Pengelola Program Survielans dan Imunisasi Siti Fitria mengikuti Rakor.

BENGKALIS - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkalis ikuti Rapat Koordinasi (Rakor) dan sosisasi Aplikasi Bersatu Lawan Covid (BLC) untuk pelaporan data kasus dan hasil penyelidikan epidemiologi Dinas Kesehatan Sabtu sore, 9 Mei 2020.

Bertempat dilantai II Kantor Dinas Kesehatan Bengkalis Kepala Dinkes dr Ersan Saputra diwakili Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Alwizar didampingi Kepala Seksi (Kasi) Survielans dan Imunisasi Ismunandar serta Pengelola Program Survielans dan Imunisasi Siti Fitria mengikuti Rakor.

Rakor dan sosialiasi ini dilakukan melalui video telekonferensi yang dibuka Ketua Gugus Tugas Covid-19 Nasional Doni Monardo.

Selain Dinkes Bengkalis, Dinkes kabupaten/kota se-Indonesia juga mengukuti Rakor ini.

Aplikasi berbasis gawai Bersatu Lawan Covid diluncurkan Ahad, 3 Mei 2020 lalu oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional. Aplikasi yang diberi nama BLC akan mempermudah masyarakat untuk menyikapi dan merespons Coronavirus disease 2019 atau Covid-19.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan dalam aplikasi BLC setiap instansi memiliki perannya masing-masing.

Seperi Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinkes memiliki peran melaporkan identitas kasus dan hasil penyelidikan epidemiologi, mengisi seluruh variabel sesuai dengan format yang sudah ada di sistem BCL.

"Kemudian menginput data pengiriman spesimen ke laboratorium melalui sistem BLC, mengisi formulir permohonan logistik di sistem BLC jika diperlukan dan Dinkes mengkoordinasikan pelaporan data Covid dari Puskesmas dan Rumah Sakit di Daerahnya,” jelas Wiku Adisasmito.

Dalam Rakor yang diikuti Dinkes kabupaten/kota se-Indonesia ini, Dinkes Kabupaten Bengkalis berkesempatan memberikan tanggapan terkait penerapan aplikasi tersebut dan melaporkan data kasus Covid-19.

Dikesempatan tersebut Alwizar menyampaikan bahwa trend kurva epidemi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sampai minggu ke-12 menilik ke puncak dan Kabupaten Bengkalis telah berupaya keras untuk menekan penderita positif serta terjangkit.

“Kami mendukung bahwa kontak erat itu tidak hanya dari PDP positif saja, karena renta waktu 3 sampai 4 hari maka kasus Covid-19 meluas,” kata Alwizar kala Dinkes Bengkalis masuk dalam 8 kabupaten/kota yang diberi kesempatan menanggapi.

Karena geografis, Alwizar mengakui Kabupaten Bengkalis terdiri dari daratan dan kepulauan dengan SDM  Puskesmas yang terbatas.

“Namun Dinkes Bengkalis mendukung adanya integrasi data dan hanya satu epidemi sistem data saja yang dipakai dengan Keputusan gugus tugas nasional,” lanjutnya. #DISKOMINFOTIK

0004