Pencarian

Antisipasi Penyebaran, Diskes Bengkalis Evaluasi Capaian Fast Track 90-90-90 HIV-AIDS

BENGKALIS – Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Bengkalis, Senin, 17 Desember 2019, gelar Pertemuan Strategi dan Evaluasi Capaian Fast Track 90-90-90 Program HIV-AIDS.

Pertemuan yang digelar di sebuah hotel di Bengkalis kota tersebut dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah dalam mengendalikan epidemi HIV-AIDS di Kabupaten Bengkalis.

Diwakili Sekretaris Diskes Heri Pratikno, Kepala Diskes Kabupaten Bengkalis Ersan Saputra menjelaskan, Program Fast Track Ending AIDS Epidemic 2020 digagas sebagai upaya guna mengatasi masalah penularan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang semakin meningkat.

“Sesuai kesepakatan dengan WHO, kita harus berkomitmen untuk menekan angka terinfeksi sampai tahun 2020 dan berakhir sampai ke angka nol pada Tahun 2030,” jelas Ersan Saputra.

Masih menurut Ersan, percepatan untuk bisas mengakhiri epidemi AIDS dilakukan dengan cara menentukan target populasi warga yang beresiko HIV, dan menilai secara tajam situasi epidemi di daerah masing-masing.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kabupaten Bengkalis Alwizar mengemukakan, sampai tahun 2020, estimasi populasi HIV-AIDS di Kabupaten Bengkasi sebanyak 1.898 orang.

Kata ALwizar, berdasarkan data di Diskes, di Kabupaten Bengkalis, dari tahun 2016 sampai dengan saat ini, jumlah orang yang terjangkit HIV-AIDS mencapai 663 orang.

“Mereka berasal berbagai populasi yang beresiko terkena HIV-AIDS, antara lain Pekerja Seks Komersial (PSK), Lelaki Suka Lelaki (LSL), Pengguna Narkotika Jarum Suntik (Penasun), Waria, Pelanggan PSK, Ibu Hmil, Warga Binaan Pemasyarakatan, dan Ibu Rumah Tangga,” sambung Alwizar.

Dijelaksan ALwizar, Program Fast Track 90-90-90 ini adalah jalur cepat untuk mencapai 90% yang terinfeksi akan menyadari statusnya ssebagai penderita HIV-AIDS, dan 90% orang dengan status HIV akan mendapatkan layanan dan pengobatan standar.

“Serta, 90% Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) mendapatkan pengobatan dan dukungan Anti retro Viral (ARV), sehingga bias menekan keganasan virusnya (Viral Load Tersuspensi),” papar Alwizar, lebih detil.

Dijelaskannya juga, dengan Fast Track 90-90-90 dan OJT ini, maka nanti penderita terinfeksi stadium I dan Stadium II (HIV) cukup hanya datang ke Puskesmas-Puskesmas saja untuk mendapatkan layanan dan dukungan ARV-nya.

Sedangkan penderita dengan stadium III dan stadium IV (AIDS), katanya, akan dirujuk ke RSUD.

“Strategi ini adalah mempermudah akses pelayanan dan mencegah penderita menjadi sumber penularan baru bagi masyarakat yang lain karena diberikan edukasi dan konseling di Klinik VCT RSUD,” tutup Alwizar.

Pertemuan tersebut melibatkan tenaga Dokter Konselor Klinik VCT Puskesmas dan RSUD Bengkalis dan RSUD Mandau, Tenaga Kefarmasin Puskesmas dan RSUD, Tenaga Admin Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) Puskesmas dan RSUD, Lapas Kelas IIA Bengkalis, dan LSM KDS Kaswarina Mandau.

Sedangkan yang menjadi arasumber Ns. Rajunitrigo, S.Kep., M.Epid dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dr. Agnes Maya Wono Agung, Sp.PD dari RSUD Bengkalis, dan dr. Elvianis Syukur., M.Kes dari RSUD Duri.

Pertemuan hari ini adalah hari pertama. Sedangkan untuk hari ke dua besok, akan dilanjutkan dengan On Job Training dengan dibagi menjadi 3 kelas. #DISKOMINFOTIK

Tim Redaksi