Bengkalis Terbaik Cegah dan Obati Penyakit TBC

Teks foto: Wasor TB Kabupaten Bengkalis Dewi Eka Handayani menerima plakat penghargaan sebagai daerah yang berhasil mencegah dan mengobati TBC

Wasor TB Kabupaten Bengkalis Dewi Eka Handayani menerima plakat penghargaan sebagai daerah yang berhasil mencegah dan mengobati TBC

BENGKALIS - Pemerintah Provinsi Riau menyematkan nilai terbaik bagi Kabupaten Bengkalis, sebagai daerah yang berhasil mencegahan dan mengobati penyakit Tuberkulosa (TBC) atau TB paru selama tahun 2018.

Atas keberhasilan itu, Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Kesehatan Bengkalis mendapat pelakat penghargaan, yang diserahkan pada Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tuberkulosa (TBC) se-Provinsi Riau di Pekanbaru, berlangsung 18 hingga 20 November 2019.

Plakat penghargaan diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau diwakili Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Muhammad Ridwan diterima langsung oleh Wasor TB Kabupaten Bengkalis Dewi Eka Handayani.

“Alhamadulillah, penilaian terbaik ini tentu tidak lepas dari kerja keras seluruh elemen di negeri ini. Tentu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam upaya pencegahan TB Paru di Kabupaten Bengkalis,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis, dr Ersan Saputra, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Alwizar, Rabu 20 November 2019.

Diterangkan Alwizar, pada tahun 2018, jumlah suspect penderita TB di Kabupaten Bengkalis sebanyak 3.498 penderita. Jumlah penderita dengan hasil pemeriksaan sputum (dahak) positif (BTA+) sebanyak 382 penderita. BTA Negatif, hasil rontgen positif sebanyak 106 penderita, penderita TB extra paru sebanyak 22 orang. Penderita TB anak sebanyak 73 orang, penderita TB kambuh sebanyak 16 orang.

Jumlah total penderita TB Paru pada tahun 2018 sebanyak 572 orang. Sedangkan kasus paru TB Paru yang ditemukan pada tahun 2018 tersebut sebanyak 394 penderita,” ungkap Alwizar.

Dari jumlah kasus baru tersebut, penderita yang meninggal sebanyak 14 orang (3,6 persen pengobatan gagal 7 orang (1,78 persen) putus berobat sebanyak 20 orang (5,1 persen) dan yang pindah sebanyak 24 orang (6,1 persen). Jumlah total devaluasi penderita TB paru pada tahun 2018 adalah sebanyak 327 penderita (83 persen)

Angka keberhasilan untuk Kabupaten Bengkalis pada tahun 2018,  yakni jumlah penderita yang sembuh ditambah jumlah penderita yang memperoleh pengobatan lengkap dibagi jumlah penderita baru yang ditemukan diperoleh angka keberhasilan pengobatan (succes rate) sebesar 66,2 persendan merupkan tertinggi di Provinsi Riau.

Alwizar berharap jika ada anggota keluarga baik dewasa maupun anak-anak yang menderita batuk berdahak lebih dari 15 hari agar segera memeriksakan sputum (dahak) ke Puskesmas.

Karena, jika penderita TB positif dan tidak segera diobati akan menularkan kepada seluruh kontak serumah dan kontak bermainnya, kemudian bagi penderita TB positif yang telah diberikan obat oleh Puskesmas agar rutin meminum obatnya dan tidak boleh terputus. “Mohon kepada keluarga untuk menjadi PMO (pengawan minu obat) bagi pasien di rumahnya,” ujar Awi.

Dari data di atas, angka pengobatan gagal (1,78 persen) disebabkan tidak patuhnya penderita minum obat di rumah. Kemudian ada lagi yang putus berobat (5,1 persen) karen enggan mengambil obat di Puskesmas. Perlu diketahui, bahawa bagi penderita penyakit TBC ini, obatnya disediakan pemerintah dalam bentuk obat progra dan bersifat gratis. #DISKOMINFOTIK