Saat FGD Penyusunan RPIK, Komoditi Ini yang Disampaikan Perwakilan Kecamatan

Teks foto: Penyampaian potensi komoditi oleh salah seorang peserta FGD RPIK dan Kajian Akademis Ranperda RPIK 2020-2040 di aula Kantor Disdagperin Kabupaten Bengkalis

BENGKALIS - Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Pembangunan Idustri Kabupaten (RPIK) dan Kajian Akademis Ranperda RPIK 2020-2040 diikuti utusan pemerintah kecamatan.

FGD digelar oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Kabupaten Bengkalis, di ruang rapat Disdagperin, Rabu, 25 September 2019.

Dihadapan Tim Ahli RPIK Kabupaten Bengkalis, perwakilan kecamatan mengutarakan potensi komoditi di daerahnya masing-masing.

Diawali oleh Kecamatan Bengkalis, Rafli Kurniawan, Sekcam Bengkalis mengungkapkan, produksi tenun menjadi primadona.

Kemudian untuk Kecamatan Bantan, disampaikan Camat Bantan Sufandi, Dia menyebut hulunya Bantan adalah Kelapa.

Namun sekarang sedang terjadi pergeseran, dari kelapa menjadi kelapa sawit, menurutnya untuk menjadikan industri hulunya dahulu atau bahan pokoknya dahulu yang harus diperkuat. "Kalau mau mendirikan pabrik tentu bahan bakunya yang lebih penting," terang Sufandi.

"Edukasi kepada masyarakat harus dilakukan jika ingin menjadikan satu komoditi itu menjadi komoditi andalan dan bertahan," pungkasnya.

Selanjutnya Kecamatan Siak Kecil, disampaikan oleh Kasi Tapem H Amaruddin,
Komoditi di Siak kecil saat ini adalah kelapa sawit dan karet.

"Mungkin ini diluar konteks, namun perlu saya sampaikan di kecamatan kami itu perlu adanya pabrik pengolahan karet, sebab saat ini hasil karet kita diantar keluar provinsi," ungkapnya.

Berikutnya, potensi di Kecamatan Bandar Laksamana, disampaikan oleh Dedi Syafrizal, Kata Dedi, saat ini komoditi nanas cukup melimpah, perkebunannya ada di Desa Sepahat dan Tanjung Leban.

Namun, beberapa tahun kedepan, 5 atau 10 tahun mendatang Ia meragukan komoditi nanas masih ada, sebab masyarakat saat ini fokus menanam sawit.

Sedangkan di Kecamatan Rupat, Sekcam Rupat Ahmad Tarmizi mengatakan, terdapat komoditi nanas dan udang kering.

"Kami akan mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan produksinya," imbuh Tarmizi.

Untuk Rupat Utara, fokus ke wisata pantainya.

Kemudian Kecamatan Pinggir, disampaikan Kasi Trantib, Adik Suwito, sebagian masyarakat Pinggir sedang konsen menanam ubi. "Ubi banyak dikirim keluar seperti Medan, harus ada industri untuk pengolahan ubi. Selain itu sayur mayur juga berpotensi untuk dikembangkan," terangnya.

Untuk diketahui, Masukan-masukan dari kecamatan itu nantinya akan dipertimbangkan oleh Tim Ahli, jika layak maka akan dimasukkan dalam dokumen RPIK. Dokumen RPIK tersebut akan menjadi sebuah produk aturan atau Perda.#DISKOMINFOTIK