BENGKALIS – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bahtera Melayu dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Bengkalis menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Program Literasi Lingkungan.
“Kemarin, Sabtu, 15 Juni 2024, kami melakukan MoU dengan SDN 4 Bengkalis. Langkah ini sebagai upaya sekolah Program Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (PBLHS),” ungkap Direktur Eksekutif LSM Bahtera Melayu, Defitri Akbar melalui rilis.
Penandatanganan dilakukan Kepala SDN 4 Bengkalis Silvia Gaiatry dan Direktur Eksekutif LSM Bahtera Melayu, Defitri Akbar, didampingi Sekretaris Eksekutif Khairul Saleh, juga disaksikan seluruh majelis guru dan mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis.
Direktur LSM Bahtera Melayu Defitri Akbar menyampaikan ucapan terima kasih dan bangga karena SDN 4 Bengkalis ini dalam rangka mempertahankan predikat sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Bengkalis.
Menurutnya, program ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah dan Penghargaan Adiwiyata
Pria yang akrab disapa Dedek ini mengatakan, LSM Bahtera Melayu akan membantu memberikan motivasi dan pembinaan sosialisasi tentang cara mempersiapkan tentang sekolah berbudaya lingkungan hidup yang asri.
Pihaknya berharap nota kesepakatan bersama ini bisa berjalan dengan baik, agar semua komponen sekolah maupun orang tua siswa, ikut serta mendukung komitmen yang kuat.
“Kami berharap tidak hanya selesai dengan MoU saja namun proses penerapan di lapangan harus sama sama dipantau dan dijalankan,” ungkapnya.
Beliau juga menghimbau agar keterlibatan semua pihak sedapat mungkin dilakukan MoU seperti dengan Korwilcam, Puskesmas, kepolisian, pihak desa, PKK, KUA dan lain-lain sebagai penunjang program tersebut.
Kemudian Sekretaris Eksekutif Bahtera Melayu Khairul Saleh sebagai narasumber mengatakan LSM Bahtera Melayu bersama mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis jurusan bahasa program studi Bahasa Inggris melakukan sosialisasi dengan Program Literasi Lingkungan dengan tema menumbuhkan karakter cinta lingkungan berbasis ilmu pengetahuan.
Khairul Saleh menjelaskan tentang gerakan literasi lingkungan, karena kerusakan lingkungan mengancam kehidupan. Untuk itu harus ada upaya perbaikan dan pemulihan dan peningkatan kesadaran melestarikan lingkungan, serta memperkuat literasi lingkungan.
“Tujuannya mampu meningkatkan pengetahuan tentang peran penting lingkungan bagi kehidupan manusia agar terbentuknya karakter cinta lingkungan berbasis ilmu pengetahuan,” ujar pria yang akrab disapa Atah.
Lebih lanjut menurut dosen Politeknik, kesadaran lingkungan dimulai dari kalangan keluarga. Mengingat menjaga lingkungan merupakan bagian kebiasaan hidup bersih dan disiplin membuang sampah pada tempatnya, kemudian tidak merusak tanaman serta rajin belajar dan pola hidup bersih ini lah yang di katakan mulai dari dini jaga lingkungn.
Dikatakan Atah, melek lingkungan mencakup pengetahuan, keterampilan, dan motivasi terhadap pencegahan serta penanggulangan permasalahan lingkungan dan hubungannya dengan sistem sosial. Kemudian memfasilitasi lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana perpustakaan, pojok baca di tiap kelas, adanya kafe literasi, angkringan baca, gerobak baca, kebun sekolah, kantin ramah lingkungan, UKS. #DISKOMINFOTIK