Harapan Sang Maestro Kompang, Wak Salim: Pertahankan Kompang Tetap Lestari

BANTAN - Sang Maestro Kompang asal Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Wak Salim, sangat berharap kesenian kompang selalu ada, dimainkan dan digemari oleh masyarakat.

Pria kelahiran tahun 1966 itu sudah lebih dari 15 tahun menjaga kelestarian kompang.

Sebagai upaya melestarikan, Ia mendirikan tempat pembuatan kompang sendiri, dan mengadakan festival yang diikuti kelompok kompang di Kabupaten Bengkalis.

Untuk festival kompang, Wak Salim rutin mengadakan setiap tahun, meskipun harus merogoh kocek pribadi, namun ia merasa senang. Hal itu dilakukan demi menjaga kelestarian kompang di Negeri Junjungan.

Wak Salim mengaku senang jika ada generasi muda yang datang untuk belajar membuat dan memainkan kompang. Dengan tangan terbuka Ia mengundang masyarakat khususnya generasi muda untuk belajar kesenian kompang di kediamannya.

Wak Salim bersama Adek Herlina

"Kompang ini adalah alat musik tradisional yang kita miliki, keberadaannya harus tetap lestari, tidak boleh hilang ditelan zaman," ucap Wak Salim saat ditemui di rumahnya, Ahad, 11 September 2022.

Wak Salim bercerita, untuk membuat kompang, awalnya Ia hanya menggunakan sebilah pahat. proses pembuatan satu kompang memakan waktu dari pagi hingga malam hari. Setelah melakukan uji coba beberapa kali, akhirnya Wak Salim menemukan cara yang lebih efektif yakni menggunakan mesin bubut. Kini perhari Wak Salim mampu memproduksi 5-6 kompang. 

"Saya sangat ingin kompang ini tetap ada sampai kapan pun, karena itu saya belajar otodidak selama bertahun-tahun untuk membuatnya, dari yang awalnya menggunakan pahat, sampai akhirnya menggunakan mesin. Harapan saya generasi muda bisa melanjutkan pembuatan dan memainkan kompang," ucap pria yang memilki akun Facebook Wak Salim Bks itu. 

Lebih jauh, Wak Salim menjelaskan, alat musik kompang diperkirakan berasal dari Arab dan masuk ke tanah Melayu pada masa Kesultanan Melaka oleh para pedagang India muslim melalui pesisir Selat Malaka. 

"Kompang ini sangat dibutuhkan dalam proses tradisi pernikahan Melayu, Iring-iringan penyambutan rombongan mempelai biasanya menggunakan musik kompang. Selain itu, kompang juga akan ditabuh pada acara berinai dan tepuk tepung tawar," jelasnya.#DISKOMINFOTIK