Deteksi Hipotiroid Kongenital

Diskes Gelar Pertemuan Peningkatan Kapasitas Bidan

Teks foto: Dinas Kesehatan (Diskes) Bengkalis Kamis 26 September 2019 menggelar pertemuan peningkatan kapasitas bagi tenaga bidan koordinator dan puskemas.

BENGKALIS – Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi bidan terutama dalam hal deteksi hipotiroid kongenital (HK), Dinas Kesehatan (Diskes) Bengkalis Kamis 26 September 2019 menggelar pertemuan peningkatan kapasitas bagi tenaga bidan. Acara yang digelar di salah satu wisma di Bengkalis ini dihadiri 36 bidan koordinator dan bidan Puskesmas.

“Kemarin (Kamis, red) kami menggelar pertemuan dengan bidan koordinator dan bidan Puskesmas sebanyak 36 orang. Selain membahas tentang deteksi hipotiroid kongenital, sekaligus sosialisasi aplikasi maternal deat nofication (MDN),” ungkap Kepala Diskes Bengkalis dr. Ersan Saputa, TH melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Eji Marlina, Jumat 27 September 2019.

Pertemuan peningkatan kapasitas bidan dan sosialisasi MDN ini dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Hari Praktikno. Menghadirkan fasilitator dr. Neng Kasmiati, Mh, Rita Gustina, SKM, Silvia Meilani, SKM dari Dinas kesehatan Provinsi Riau dan dokter spesialis anak RSUD Bengkalis dr. Madya Ulfa Danial, Sp.A, M.Kes.

Sekretaris Diskes Hari Pratikno saat membuka acara

Turut dihadiri pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Bengkalis, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bengkalis, jajaran di lingkup Diskes Kabupaten Bengkalis. 

Dikatakan Eji, hipotiroid kongentitas merupakan gangguan fungsi kelenjar tiroid yang memengaruhi bayi sejak lahir. Gangguan tersebut memengaruhi produksi hormon tiroksin, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan otak dan metabolisme tubuh. Anak perempuan lebih berisiko tinggi mengalami kelainan ini.

HK yang tidak tertangani secara dini pada bayi baru lahir,  berdampak serius pada masalah sosial anak. Anak tidak mampu beradaptasi di sekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga dalam pengasuhannya. Bahkan negara akan mengalami kerugian dengan berkurangnya jumlah dan kualitas SDM pembangunan akibat masalah.

“Untuk itu penting sekali dilakukan upaya skrining hipotiroid kangenital (SHK) pada semua bayi baru lahir agar dapat dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan pengobatan secepatnya pada bayi dengan positif HK,” ungkap Eji.

Pertemuan kapasitas bidan dan sosialisasi

Untuk menyediakan pelayanan SHK dengan sasaran semua bayi baru lahir di Kabupaten Bengkalis yang terjangkau seluruh lapisan masyarakat, perlu peningkatan kapasitas bidan. Terutama pengambilan sampel SHK, sehingga meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi, pada akhirnya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal.

Seperti diketahui, jumlah kematian ibu di Kabupten Bengkalis tahun 2017 sebanyak 13 jiwa. Penyebab antara lain perdarahan 7 kasus, gangguan sistem peredaran darah 1 kasus, gangguan metabolik 1 kasus dan penyebab lain 4 kasus. Tahun 2018 jumlah kematian berkurang 1 kasus dari tahun 2017 yaitu 12 kasus kematian ibu, dengan penyebab perdarahan 3 kasus, eklamsia 4 kasus dan penyebab lainnya 5 kasus.

Tahun 2019 sampai dengan bulan September 2019 kematian ibu sudah 8 kasus dengan penyebab perdarahan 2 kasus, eklamsia 3 kasus, gangguan sitem peredaran darah 1 kasus dan penyebab lainnya 1 kasus. #DISKOMINFOTIK