JANGAN MENGUTUK DEMAM

MENGUTUK.

Kemarin, Ahad, 20 Oktober 2019.

Seraya duduk-duduk di ruang makan kediaman, istri kami bertausiah.

Tausiah itu diperolehnya ketika mengikuti wirid pengajian di salah satu kediaman karibnya, sehari sebelumnya di jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Rimba Sekampung, Kecamatan Bengkalis

Katanya, selain angin yang bertiup dan ayam jantan yang berkokok, ada satu hal lagi yang tidak boleh dikutuk. Yakni, demam.

Mengutip alatdokter.com, demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas angka 38 derajat celsius.

Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri, atau parasit.

Selain itu, demam juga bisa terjadi pada kondisi hipertiroidisme, artritis, atau karena penggunaan beberapa jenis obat-obatan, termasuk antibiotik.

Kenaikan suhu tubuh akibat konsumsi obat ini disebut dengan demam obat atau “drug fever”.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (KBBI Daring), pengertian demam adalah panas badannya (suhu badan lebih tinggi daripada biasanya, umumnya karena sakit); sakit yang menyebabkan suhu badan menjadi lebih tinggi daripada biasanya; tergila-gila.

Adapun mengutuk bermakna mengatakan (mengenakan) kutuk kepada; menyumpahi; melaknati atau menyatakan dan menetapkan salah (buruk).

Kata yang memiliki pengertian yang sama denga mengutuk ini adalah mengecam.

Kembali ke tausiah istri kami.

Mengapa kita tidak boleh mengutuk atau mengecam demam?

Dalilnya sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan Muslim: “Jangan engkau mengecam penyakit demam. Karena penyakit itu bisa menghapuskan dosa-dosa manusia seperti proses pembakaran menghilangkan noda pada besi”.

Selain demam di atas, masih ada lagi satu demam yang kerab dihadapi seseorang. Bahkan, semua orang dapat dipastikan pernah mengalaminya. Yakni, demam panggung.

Demam panggung adalah kata kiasan. Maknanya adalah perasaan tidak tenang (gugup) pada waktu berada di atas panggung (pentas).

Demam panggung adalah kekhawatiran, ketakutan, atau fobia yang berhubungan dengan penampilan di depan penonton atau kamera.

Bentuk ketakutan ini dapat mendahului atau menyertai penampilan di depan umum.

Mengapa seseorang bisa demam panggung?

Pada dasarnya demam panggung merupakan hal yang wajar.

Tapi ada beberapa kebiasaan yang membuat seseorang sulit untuk mengatasinya.

Mengutip ilmuseni.com, beberapa penyebab orang demam panggung, yaitu jarang berbicara di depan publik, sehingga kurang berpengalaman, dan jarang berinteraksi sosial, sehingga kemampuan berkomunikasi kurang.

Kemudian, tidak terlalu menguasai materi yang akan disampaikan, tidak berani keluar dari zona aman, sehingga cenderung merasa takut dan malu untuk memulai, dan tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri.

Ada beberapa cara untuk mengatasi demam panggung ini.

Pertama, sering berpendapat.

Cara mengatasi demam panggung super cepat adalah dengan sering berpendapat. Megeluarkan pendapat.

Kemampuan seseorang berbicara di depan umum bukanlah bakat sejak lahir, sehingga latihan akan sangat diperlukan untuk mendapatkannya.

Sebagai bentuk latihan, mulailah dengan lebih sering mengutarakan pendapat kepada orang lain.

Dalam forum sekecil apapun, misalnya pada saat rapat bulan di tempat kerja, usahakan agar selalu mengeluarkan apa yang terlintas di pikiran kita mengenai apa yang dibahas dalam rapat tersebut.

Terlepas apakah pendapat kita itu berkualitas atau tidak, namun setidaknya hal itu akan menambah keberanian serta kemampuan kita untuk mengolah bahasa dan menyampaikan sesuatu di depan umum.

Kedua, menambah wawasan.

Semakin luas wawasan seseorang, mengenai hal apa saja, maka akan semakin banyak pula bahan pembicaraan yang bisa dikaitkannya, ketika ia diminta berbicara di depan umum.

Ketiga, sering berlatih.

Tampil di depan umum itu seperti bermain kungfu. Seseorang tidak akan pernah menjadi jago kungfu, meskipun seumur hidup demam dengan dan suka menonton film Bruce Lee, Jacky Chan, dan Jet Li di youtube.com, tanpa pernah berlatih kungfu. #####

Bengkalis, 21 Oktober 2019


Opini Lainnya

Tulis Komentar