JANGAN TAKUT MENCOBA

MESKIPUN gagal tuntas, tapi sejarah menulisnya. Kami pernah tercatat sebagai mahasiswa IPB University.

Di IPB University, ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bernama Forum for Scientific Studies atau disingkat Forces.

Forces didirikan sebagai sebuah organisasi yang memberikan wadah bagi mahasiswa yang ingin bergerak dan belajar di bidang keilmiahan.

Apa itu Forces?

Secara lengkap, silahkan baca di pimbam.bemkmipb.org. Karena kami pun tahu Forces dari sana.

Tadi pagi, pukul 07.10 WIB, Anak Gadis, melalui grup WhatsApp (WA) Johan’s Family, mengirimkan 5 dokumen dalam bentuk PDF (Portable Document Format). Menerangkan hari ini ia ikut FGD (Focus Group Discussion) dalam rangka seleksi untuk menjadi anggota Forces.

Oh ya! Johan’s Family adalah grup WA yang paling sedikit anggotanya dari sejumlah grup WA dimana kami menjadi admin atau anggotanya. Hanya anak beranak.

Melalui grup inilah diantaranya, komunikasi kami 4 beranak dibangun setiap hari. Hehehehehe....

Di bawah 5 dokumen PDF tersebut, anak gadis menuliskan kalimat, “Doa kan lancar-lancar aja ya”, dengan menyertakan dua emoji ala generasi milineal.

Sebagai orang tua, tentu tak ada doa lain yang bakal dipanjatkan, selain bermunajat kepada Sang Khaliq, agar harapannya itu dikabulkan-Nya.

“Aamiin ya Allah. Aamiin ya rabbal alamin!”, tulis kami 6 menit setelah Anak Gadis mengirimkan informasi dan harapannya tersebut.

Kemudian, 3 menit setelah itu, mantan pacar menyampaikan munajat yang setali tiga uang.

“Ya, Nak! Aamiin yaa rabbal'alaamiin”, tulisnya.

Sebagai salah satu wujud cinta, kasih dan sayang, sebagaimana juga kedua orang tua kami, dan siapa pun yang menjadi orang tua, pasti akan mendorong setiap keinginan anaknya untuk maju. Tentu sesuai dan sebatas kemampuan yang dimiliki.

Kalau ada seorang anak justru berkata sebaliknya, yakinlah, dia akan meralat hal itu ketika kelak dia menjadi orang tua. Dijamin 100 persen bakal dikoreksinya.

Kepada Anak Gadis dan tanpa memberi target, kami selalu memberikan motivasi untuk tak takut mencoba sesuatu yang menurutnya baik dan berguna baginya kelak.

Karena, kata Bambang Pamungkas, seorang pesepakbola nasional yang terkenal itu, “Yang membedakan seorang pejuang dengan pecundang, adalah keberanian untuk mencoba. Jika kita berhenti mencoba, itu berarti kita tidak lebih dari pengecut.”

Senada, Vincent Van Gogh, seorang pelukis dari Negeri Kincir Angin, Belanda (1853-1890) mengatakan, ”Buat apa hidup kalau kita tidak berani mencoba sesuatu?”

Memang, hidup tanpa memiliki keberanian untuk mencoba, sejatinya adalah mati, namun masih bisa bergerak.

Untuk hal-hal yang positif baginya, siapa pun kita, apa pun agama kita, dari suku mana pun kita berasal, mari sama-sama berikan dorongan pada putra-putri kita, agar mereka berani untuk mencoba.

Dan, tetap merasa bangga meskipun mereka nantinya gagal dari apa yang dicobanya itu. Karena gagal setelah mencoba bukanlah sebuah kesalahan.

“Bukanlah suatu kesalahan ketika kamu mencoba dan kemudian gagal. Satu-satunya kesalahan adalah ketika kamu tidak berani mencoba”, pesan Nazril Irham, musisi dan vokalis grup musik Noah, kelahiran Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, 16 Spetember 1981.

Hal senada disampaikan Jaya Setiabudi, seorang penulis Indonesia kelahiran 1973 dalam karyanya bertajuk, ‘The Power of Kepepet’.

Kata Jaya Setiabudi, “Kegagalan sesungguhnya adalah ketidakberanian untuk mencoba”.

Percayalah, Nak! Meskipun nanti kamu gagal dan tak terpilih menjadi salah satu anggota Forces IPB University, Ayah, Ibu dan Adikmu tetap bangga.

Karena itu bukanlah kegagalan yang sesungguhnya sebagaimana dikatakan Jaya Setiabudi. *****

Duri, Surya Hotel,

Mengisi kesendirian di kamar 210


Tim Redaksi

Opini Lainnya

Tulis Komentar