Kamis, 15 Februari 2018 | 07:44:16 WIB | Dibaca : 7381 Kali

Hari Ini Ada Tuyul di Diskominfotik Bengkalis

Hari Ini Ada Tuyul di Diskominfotik Bengkalis Teks foto: Johansyah Syafri

Entah apa mimpi kami semalam. Hari ini, meskipun tanpa Mbak Yul, Tuyul akhirnya sampai juga ke Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Bengkalis. Dan ini nyata. Namanya juga nyata, tentu bukan ‘hoax’ alias berita bohong.

Mengutip wikipedia.org, Tuyul (bahasa Jawa: Thuyul) dalam mitologi hanya pulau Jawa, dan sekitarnya.

Terutama di pulau Jawa, Tuyul adalah makhluk halus berwujud orang kerdil dengan kepala gundul dari jenis jin Ifrit (Jin yang melakukan kedurhakaan yang sangat besar kepada Tuhan yang telah menciptakannya).

Penggambaran lainnya tentang Tuyul yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam.

Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang).

Untuk menangkal Tuyul, orang memasang Yuyu (ketam yang hidup di sungai) di sejumlah sudut rumah, karena Tuyul dipercaya menyukai Yuyu, sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.

Dalam dunia hiburan, Tuyul muncul dalam berbagai film komedi atau horor. Salah satu sinetron yang populer melibatkan Tuyul, yaitu Tuyul dan Mbak Yul yang populer pada tahun 1990-an di RCTI dan Tuyul Millennium yang populer pada tahun 2004 di TPI.

Pemeran Tuyul dalm sinetron Tuyul dan Mbak Yul Ony Syahrial. Ony juga merupakan pengisi suara Crayon Shin-Chan, serial manga dan anime dari Jepang karya Yoshito Usui.

Meskipun dalam mitologi Tuyul hanya ada di pulau Jawa dan sekitarnya, namun saat ini sudah sampai ke Bengkalis. Khususnya di Duri, Kecamatan Mandau. Setidaknya itulah kata berita pantauriau.com, Rabu,10 Januari 2018 yang dipublish pukul 21:44:35 WIB, dengan tajuk “Waspada, Aksi Tuyul sudah ada di Kota Duri !!!.”

Berita itu diangkat berawal dari postingan Khairi Ihsan Ar Rawy di akun facebook pribadinya sehari sebelumnya, Selasa 9 Januari 2018, pukul 18.11 WIB. Adapun isi lengkapnya (setelah sedikit diedit):

Assalamu alaikum....
Demi Allah...
Demi Rasulullah..

Tadi sore, Selasa, jam. 18.00 WIB..
Mendengar kabar kota Duri tentang celengan yang duitnya sering hilang dan berkurang..
Maka saya dan istri berniat juga membuka celengan anak yang sengaja persiapan sekolah yang sudah hampir 2 tahun..

Yang isi celengan tersebut berkisar lebih kurang 3 jutaan..
Setelah dibuka duit kami dapati hanya Rp 650.000.
Dan beberapa receh..
Sedangkan celengan sedikitpun tidak ada tanda-tanda rusak..
Demi Allah ini bukan bohong..
Silahkan juga buka celengan anak anak sahabat-sahabat di rumah..
Semoga tidak mengalami seperti kami..

Setelah dari Duri, sekitar seminggu kemudian, Tuyul tersebut akhirnya sampai juga ke pulau Bengkalis. Tak tanggung-tanggung, “sampai pula ke rumah” ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bengkalis, ustadz H Amrizal.

“Tuyul dari Berbagai Persfektif: “Potret Kesyirikan, Kemalasan & Kemiskinan’,” itulah tulisan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis yang dipublikasikanya melalui akun facebook miliknya pada Jum’at, 16 Januari 2018, pukul 09.20 WIB.

Kami katakan “sampai ke rumah” dimaksud, sebab menurut prediksi kami, kata demi kata, kalimat demi kalimat yang dipostingnya setelah aktivitas “berbalas pantun” tentang Tuyul ini heboh di salah satu grup media sosial tersebut, berkemungkinan besar dirangkainya di kediaman. Kalau tak semua, setidaknya sebagian.

Salah satu postingan tentang Tuyul di grup media sosial dimaksud (Bengkalis Info), di antaranya ditulis Eman Rafunzel, pada Senin 15 Januari 2018, pukul 12.52 WIB.

Isinya, kira-kira begini: “Di Bengkalis sudah ada Tuyul. Tuyul celengan. Saya sudah kena. Kakak saya pun dah kena.Saudara saya di Dumai pun (Kota Dumai) sudah kena. Duit Rp100 ribu pula tu yang hilang. Mana yang punya celengan anak, bagusnya dicek, sebelum menyesai. Sekian info.”

Terus terang, sebelum tadi pagi, kami selalu “negative thingking” kalau mendengar atau membaca kata Tuyul. Penyebabnya itu tadi, Tuyul suka mencuri uang. Intinya, Tuyul itu tak ada baiknya.

Tapi, mulai hari ini, suka atau tak suka, senang tak senang, kami harus sedikit merubah cara pandang tersebut. Sedikit memberi ruang untuk ‘berbaik hati’ kepada Tuyul. Sebab, di balik konotasi negatif tentang Tuyul yang selama ini melekat kuat di benak kami, ternyata ada “sisi positifnya”, meskipun sedikit dan bahkan sangat sedikit.

“Sisi positif” yang sedikit tersebut yang dipaparkan Jhon Henrizal, Kepala Seksi Hubungan Media Bidang Sumber Daya Komunikasi Diskominfotik Kabupaten Bengkalis.

Ceritanya, Jhon, begitu kami akrab menyapanya, tadi pagi, kami minta menjadi pembina apel masuk kantor.

Pada kesempatan itui, selain menjelaskan dan berbagi informasi tentang layanan e-wartawan, serta mengingatkan teman-teman di Diskominfotik untuk senantiasa meningkatkan disiplin dan kompetensi diri, pria berkacamata kelahiran 20 Juni 42 tahun silam ini, juga mengajak kami semua ‘bekerja seperti Tuyul’.

“Bekerjalah seperti Tuyul. Nggak (tak) harus kelihatan, nggak butuh pujian, nggak gila jabatan, nggak usah cari perhatian, tapi hasilnya jelas,” pesan Jhon yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan seluruh pegawai Diskominfotik yang ikut apel tadi pagi.

Tentunya dan kami yakin, apa yang disampaikannya itu bukan untuk menyindir siapa pun. Tapi untuk memotivasi dirinya sendiri dan kami semua, agar menjadi lebih baik dan kian semakin ‘the best’ serta senantiasa bekerja dengan ikhlas.

Di bagian lain, Jhon menitipkan sebuah kalimat nan sangat bijak. Katanya; “Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu, karena waktu tidak akan pernah tepat bagi mereka yang menunggu.”

Usai menjadi pembina apel kurang lebih 3,5 menit tersebut, Jhon langsung kebanjiran ucapan selamat dari teman-teman sejawat. Seraya bergurau, mereka juga bertanya padanya; “Apakah ‘Nggak usah kelihatan’ itu boleh diterjemahkan boleh tak masuk kantor?”

Jawabnya tentu tidak.

Terima kasih Jhon atas pesan bernasnya hari ini.

Semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam bishawab! *****

Bengkalis, Negeri Junjungan
Negerimu, Negeriku dan Negeri Kita