Jumat, 27 Oktober 2017 | 20:55:26 WIB | Dibaca : 2226 Kali

Meski Hanya Juara III LKTI Kebudayaan se-Riau:

Makalah Budaya Tari Bontek SMA Negeri 1 Bengkalis Dipuji Prof Mukhtar Ahmad

Makalah Budaya Tari Bontek SMA Negeri 1 Bengkalis Dipuji Prof Mukhtar Ahmad Teks foto: Muthi’ah Khairun Nisa, Aminin dan Andini Errananda bersama mantan Rektor Universitas Riau yang juga Ketua Tim Juri LKTI Kebudayaan tahun 2017 yang Dinas Kebudayaan Provinsi Riau di Pekanbaru, Jum’at, 27 Oktober 2017

BENGKALIS – Tiga pelajar SMA Negeri 1 Bengkalis, yaitu Aminin (Kelas XII IS 1), Muthi’ah Khairun Nisa (Kelas XI IA 2) dan Andini Errananda (Kelas X IA 5), Jum’at siang tadi, mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Kebudayaan tingkat Provinsi Riau tahun 2017.

Pada LKTI yang diikuti 8 kabupaten/kota se-Riau yang ditaja Dinas Kebudayaan Provinsi Riau di Hotel Alfa Pekanbaru, ketiga pelajar SMA Negeri 1 Bengkalis tersebut mengupas tentang Tari Bontek dengan makalah berjudul ‘Perkembangan Seni Tari Joget Bontek di Bengkalis’.

Meskipun sudah berjuang maksimal, namun Aminin dan kawan-kawan, gagal menjadi yang terbaik. Mereka hanya berhasil menjadi juara III. Sementara juara I dan II diraih peserta dari Kabupaten Rokan Hulu dan Kampar.

Walau hanya berada di posisi III, namun makalah dan presetansi ketiganya mendapat apresiasi dari mantan Rektor Universitas Riau yang juga ketua tim juri dalam LKTI tersebut, Prof Dr Mukhtar Ahmad.

Adapun lima juri lainnya adalah Prof Dr Hasnah Faizah MHum, Datuk Seri H Al Azhar, H Dheni Kurnia, H Mustamir Thalib, dan Dr Junaidi.

"Jujur saya terkejut. Ternyata potensi mereka cukup besar. Ada tiga hal penting yang jadi penilaian kita," kata Mukhtar Ahmad di Pekanbaru Jum’at sore tadi, sebagaimana dikutip dari GoRiau.com.

Dia mengaku tak menduga apa yang dituangkan peserta sangat luar biasa. Misalnya dan dicontohkan Mukhtar Ahmad dari Bengkalis ada joget Bontek.

"Baru itu saya mengetahui tentang kebudayaan tersebut. Sangat bagus apa yang dipaparkan dalam makalah mereka, termasuk saat presentasi," tambahnya.

Dari sisi isi makalah, diakuinya sangat bagus. Begitu pula gagasan-gagasan yang ada untuk melestarikan supaya kebudayaan Melayu berkelanjutan juga diapresiasi. Termasuk keberanian peserta dalam presentasi. 

"Dengan melihat itu, menurut saya kalau bisa oleh kabupaten ini benar-benar diperhatikan. Pemprov dalam hal mengembangkan kebudayaan, hendaknya juga melibatkan peserta ini," harapnya. 

Untuk dikeetahui, lomba yang dilaksanakan melalui Bidang Pelestarian Adat dan Nilai Budaya ini telah dibuka oleh Kepala Disbud Riau, Yoserizal Zein, Kamis malam, 26 Oktober 2017.

"Kita ingin membangkitkan semangat para generasi muda terhadap kebudayaan Melayu. Sehingga dalam pengembangan kebudayaan yang ada, mampu menjadi penopang dalam mewujudkan visi Riau 2020," harap Kadisbud Riau ini.#DISKOMINFOTIK.